Kecintaannya pada sang buah hati dan keinginannya untuk menjadi perempuan yang mampu mengabdi bagi keluarga membuat Debyanita mengorbankan kariernya yang sedang menanjak dan memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Terbiasa bekerja membuat ibu dari dua anak ini memutuskan untuk memulai sebuah usaha yang dapat dikerjakan di rumah. Meskipun kegiatan ini sudah dilakukannya sejak dia masih bekerja, tetapi akhirnya Deby memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan fokus pada kegiatan yang juga merupakan hobinya yaitu membuat pudding cake.
Usaha yang dimulai seorang diri ini memakan modal awal yang bisa dikatakan kecil. Dengan nominal Rp 200.000,-, Deby mulai membeli bahan pokok dan pendukung untuk membuat pudding cake-nya. Meski masih dalam tahap belajar, Deby tetap memberanikan diri untuk mendistribusikan pudding cake buatannya melalui beberapa milis yang ia ikuti juga dengan bantuan blog pribadinya.
Meski mendapat dukungan penuh dari sang suami, hal ini tetap tidak bisa membuat Deby terhindar dari pasang surut usaha. Ada masa di mana Deby ingin menyerah saja karena hasil karya yang diberi nama Rumah Pudding Cake ini sepi pembeli. Ada satu pengalaman duka yang dialaminya dalam menjalani bisnis ini. Saat seorang pelanggan yang merupakan salah satu kawannya memesan pudding sebanyak 6 loyang, Deby yang pada masa itu memulai usahanya seorang diri mencoba untuk memenuhi pesanan tersebut. Sayangnya karena kemampuan Deby yang juga masih kurang mahir menghasilkan pudding yang mengecewakan. Meski temannya saat itu memaklumi, tetapi untuk membalas kekecewaan pelanggan akhirnya uang pesanan pudding tersebut ia kembalikan demi mempertahankan kualitas usahanya.
Advertisement
Dan pengalaman tadi, bukanlah pengalaman duka satu-satunya yang dialami oleh owner yang kini sudah memiliki 14 orang karyawan itu. Masih banyak lagi kisah duka yang dialami oleh Deby dalam menjalankan usahanya untuk menaikkan nama Rumah Pudding Cake sehingga banyak didengar dan diminati orang. Kekurangan modal, kesalahan dalam pembagian keuntungan, sepinya pelanggan sampai pendapatan yang surut menjadi makanan sehari-hari yang dialami oleh Deby pada di masa awal usahanya.
Akhir tahun lalu adalah puncak dimana Deby berniat untuk menutup saja usaha Rumah Pudding Cake yang dapat di cek di akun Facebook facebook.com/puddingrpc tersebut. Karena pada saat itu, omset yang didapat sedang tidak bagus sementara dia harus menggaji karyawan dan mengurus biaya operasional lainnya. Rasa kasihan pada sang suami yang selama ini selalu memberikan suntikan dana semakin menguatkan Deby untuk menutup usahanya ini dan berniat untuk memulai usaha baru yaitu menjual bahan-bahan perlengkapan kue. Tetapi karena Deby dan sang suami merasa bahwa menjual bahan perlengkapan kue bukanlah cita-cita mereka, akhirnya Deby meneruskan usaha Rumah Pudding Cake yang biasa disingkat ‘RPC’ ini.
Selain itu, usaha ini juga dibangun berdasarkan kegemaran Deby sendiri dalam hal memasak dan membuat kue. Akhirnya, Rumah Pudding Cake berhasil mengatasi cobaan usaha dan kini sudah mulai terlihat hasilnya. Produksi awal yang biasanya berkisar antara 10-30 loyang berukuran kecil per bulan, kini sudah mencapai 250 loyang dengan varian rasa dan ukuran yang berbeda-beda. Ditambah lagi dengan semangat Deby untuk terus mengeksplor rasa dan dekorasi baru, RPC yang merupakan pionir pudding cake ini kini memiliki cukup banyak pelanggan yang tidak hanya dari kalangan teman-teman Deby saja. Bahkan istri dari anggota group band Pasha ‘Ungu’ yaitu Adel dan istri dari Anji ‘Drive’ yaitu Weina sudah menjadi pelanggan tetap Deby.
Semangat yang dimiliki Deby sebagai seorang perempuan, istri, ibu dan pemilik sebuah usaha memang patut ditiru. Karena untuk mencapai sesuatu yang baik, memang tidak selalu berjalan mulus. Semua tergantung dari seberapa besar keinginan untuk mempertahankannya.
(vem/cjm/dyn)