Keselamatan penumpang adalah prioritas utama maskapai penerbangan. Banyak aturan yang harus ditaati ketika melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang, termasuk salah satunya larangan menyalakan telepon selular. Hal ini dikarenakan sinyal telepon selular mengganggu kinerja navigasi dalam pesawat. Sudah menjadi tugas cabin crew termasuk pramugari untuk mengingatkan kepada penumpang untuk mematikan semua gadget yang mengeluarkan sinyal. Namun sayangnya, tidak semua penumpang pesawat memiliki pengetahuan akan bahaya dari perangkat selularnya sehingga menimbulkan salah paham dan berujung pada kekerasan.
Dunia penerbangan sedang dalam keprihatinan. Pramugari Sriwijaya Air, Febriyani menjadi korban kekerasan oleh penumpang pesawat Sriwijaya Air Tujuan Jakarta-Bangka Belitung. Kekerasan terhadap Febri berawal ketika pesawat Sriwijaya Air akan tinggal landas dari Jakarta menuju Bangka Belitung. Seperti prosedur standar yang telah diterapkan kepada setiap maskapai penerbangan, pramugari meminta semua penumpang mematikan peralatan selular mereka. Febri pun mengecek satu persatu apakah semua penumpang sudah mematikan gadget mereka, sampai pada bangku yang diduduki oleh Zakaria Umarhadi yang kemudian diketahui menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Daerah Provinsi Bangka-Belitung.
Pada peringatan pertama, Zakaria tidak menghiraukan imbauan dari pramugari cantik berusia 31 tahun tersebut. Karena pesawat sudah tinggal landas, Febri mengingatkan untuk kedua kalinya. Zakaria mulai marah dan berkata bahwa dirinya sudah membayar dan penumpang adalah raja. Beberapa saat kemudian pesawat mendarat di Bandara Depati Amir Bangka, tanpa disangka Zakaria melakukan tindak kekerasan fisik kepada Febri. Zakaria menghampiri Febri dan memukulnya dengan gulungan koran. Febri pun sontak kaget dan tidak terima atas perlakuan penumpang Sriwijaya Air tersebut.
Advertisement
Febri segera melaporkan tindak kekerasan yang terjadi kepadanya ke security bandara. Dengan sigap, security bandara pun mengamankan Zakaria beserta barang bukti. Menindaklanjuti kasus ini, Febri juga melaporkan Zakaria ke Polsek Pangkalanbaru, Bangka. Pihak kepolisian segera mengusut kasus ini dan hari ini Zakaria telah ditetapkan menjadi terdakwa setelah polisi melakukan penyelidikan dan interogasi kepada Febri, Zakaria dan juga saksi-saksi yang berkaitan. Polisi berjanji tidak akan ada perlakuan istimewa kepada Zakaria walaupun dia seorang pejabat daerah.
"Kita dalam menegakkan hukum tidak takut dia itu siapa. Mengenai kedudukannya, dia itu kan hanya oknum," kata Kabid Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung AKBP Indra ketika ditanya wartawan mengenai kasus tindak kekerasan ini. Kini Zakaria mendekam di penjara untuk menunggu proses hukum selanjutnya.
Pihak Sriwijaya Air mengatakan bahwa akan mendukung dan mengawasi proses berjalanannya tindak hukum kepada penumpang yang telah melakukan tindak kekerasan kepada cabin crew nya. Febri hingga kini masih mengalami trauma. "Sekian lama saya menjadi cabin crew, baru kali ini ada penumpang yang diingatkan malah melakukan tindak kekerasan" ucap Febri. Febri menambahkan bahwa akibat dari pemukulan yang dilakukan oleh Zakaria, ada bekas pukulan dan memar hingga hari ini. Febri memilih untuk tidak bekerja dulu sampai lukanya membaik dan traumanya berkurang. Sebagai seorang perempuan, tentu mendapatkan tindak kekerasan seperti ini akan meninggalkan trauma yang mendalam.
Keselamatan ketika menggunakan pesawat terbang sebagai moda transportasi menjadi tanggung jawab semua yang ada di dalam pesawat baik pilot, cabin crew hingga penumpang. Sudah seharusnya penumpang menaati peraturan yang berlaku dan bukannya malah menganggap dirinya raja hanya karena membayar sekian ribu rupiah untuk membeli tiket pesawat karena keselamatan tidak bisa dinilai dengan uang. Lemahnya edukasi dan arogansi yang tinggi membuat penumpang seperti Zakaria melakukan tindakan fatal yang merugikan banyak orang dan menyakiti fisik cabin crew seperti Febri. Emosi yang tinggi dan tidak bisa menghargai wanita membuat orang seperti Zakaria mudah melakukan tindakan tidak terpuji kepada kaum hawa. Semoga kejadian ini adalah tragedi terakhir dalam dunia penerbangan.
(vem/Sya)