Fimela.com, Jakarta Sepuluh tahun sudah Cita Tenun Indonesia (CTI) berkiprah melestarikan kain tenun di Indonesia. Tenun merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang indah. Menyadari hal tersebut, berbagai upaya dilakukan mulai dari pelatihan bagi para penenun, pengembangan, sampai pemasaran.
BACA JUGA
Advertisement
CTI memfasilitasi para perajin dengan pelatihan guna memperluas wawasan dan perkembangan secara teknis agar dapat menghasilkan tenun yang lebih berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, CTI juga membantu memasarkannya kain tenun hasil karya para perajin.
Tak main-main, untuk urusan pemasaran ini CTI benar-benar merekrut ahlinya. Selain itu CTI mengajak berbagai pihak seperti antropolog, ahli tenun, ahli pewarna, fashion designer dan designer interior untuk berkolaborasi dalam sebuah program kerja untuk sama-sama mencapai obyektif yang dituju.
Untuk merayakan sepuluh tahun perjalannya melestarikan tenun Indonesia, pekan lalu CTI menggelar pameran bertajuk Dekade Dedikasi di Pacific Mall, Jakarta. Dengan mengadakan pamerah di tengah mall besar seperti ini pula diharapkan CTI dapat membuat tenun lebih dikenal di kalangan masyarakat luas.
Dalam pameran ini, kain tenun asli dari berbagai daerah mulai dari Cirebon, Palembang, Labuan Bajo sampai dari pedalaman Sambas, Kalimantan dipamerkan. Di kesempatan yang sama, Oke Hatta Rajasa selaku ketua CTI juga meresmikan website resmi Cita Tenun Indonesia yang telah diperbaharui bersama tamu istimewa, Ani Yudhoyono, mantan ibu negara yang juga merupakan kolektor pecinta tenun Indonesia.
Advertisement
Pameran dan Fashion Show
Sebagian kain tenun yang dipamerkan di Dekade Dedikasi masih berwujud lembaran kain asli, sebagian sudah diolah menjadi baju ready to wear, pernak-pernik rumah, maupun aksesoris. Yang tak kalah menarik, CTI juga bekerja sama dengan empat perancang busana Indonesia untuk memamerkan kain-kain tersebut.
Empat desainer tersebut adalah Auguste Soesastro, Danny Satriadi, Didi Budiarjo, dan Priyo Oktaviano. Masing-masing akan menampilkan tentun dari daerah yang berbeda, namun keempatnya sama-sama telah menyulap kain tersebut menjadi busana ready to wear yang indah dan modern.