Fimela.com, Jakarta Indonesia memiliki banyak desainer lokal yang merepresentasikan kearifan lokal atau tradisi asli nusantara di dalam koleksinya. Salah satunya adalah Biyan melalui label ready to wear-nya, Studio 133.
Bekerjasama dengan JD.ID, Biyan Wanaatmadja berusaha menunjukkan perjalanannya selama 36 tahun di kancah mode nasional dan internasional dalam koleksi Juxtaposition. Biyan memang merupakan salah seorang desainer tanah air yang selalu menonjolkan ketertarikannya pada tradisi nusantara. Yang diterjemahkannya sebagai konsep dasar dari koleksi-koleksinya.
Advertisement
Koleksi Juxtaposition kali ini mengutamakan fungsi dan daya pakai, sehingga semua busana dapat dipadu padan untuk menghadiri acara formal maupun kasual. Beberapa busana yang menarik perhatian adalah kebaya dari bahan organza yang ringan, blouse kaftan, dan blouse congsam dengan detail sulaman dan taburan manik-manik.
Advertisement
Koleksi Juxtaposition, Biyan bermain dengan sisi modern dari tradisi Indonesia
Menegaskan spirit modern dan etnik, Studi 133 berevolusi menjadi label dengan twist garis desain kontemporer. Juxtaposition ingin bercerita tentang penyandingan, percampuran, dan clashing antara banyak emelen, material, corak, dan garmen yang dirangkai sedemikian rupa.
Perpaduan kontras antara tradisi dengan twist yang lebih modern, motif floral yang ditabrakkan dengan motif geometris, dan silk print yang dipadukan dengan lace. Biyan juga menggunakan motif batik Buketan yang umumnya ditemukan di area pesisisr Jawa sebagai inspirasi.
Sama halnya dengan motif Kilim, motif permadani dari Timur Tengah yang dirangkai ulang menyerupai desain scarf, dipadu bersama motif Floral Tiles dengan sentuhan tipografi Studio 133. Biyan juga lebih berani bermain dengan aksesori dan siluet busana yang longgar, seolah tidak peduli pada aturan yang ada.