Fimela.com, Jakarta Indonesia memiliki deretan desainer berbakat yang mampu membawa kebudayaan mendunia. yang terbaru, desainer Adinda Moeda berhasil membawa kain tenun dari NTT melenggang di panggung mode bergengsi di Milan.
Lewat peragaan busana ini, tenun NTT mulai mendapat perhatian pecinta mode dunia. Event Milan Fashion Week 2019 pun digunakan sebagai ajang untuk mengangkat potensi kain NTT di kancah Internasional.
Adinda Moeda memamerkan koleksinya di Principe di savoia, Piazza Della Repubblica, Milan, Italia. Jumat (21/9). Peragaan busana ini sebagai bentuk keinginannya untuk meningkatkan potensi kain warisan leluhur ini.
Advertisement
“Kali ini saya membawakan tenun Sumba Timur, yang saya kemas dalam bentuk ready to wear. Tujuan saya mengemas rancangan lebih sederhana dengan mempertimbangkan biaya produksi dan harga dari kain itu. Hal ini penting untuk masuk ke pasar dunia,” kata Adinda desainer Indonesia kepada Fimela, Sabtu (6/10).
Koleksi yang ditampilkan terlihat mencuri perhatian dengan aneka motif tenun yang tidak terlalu ramai namun menarik. Permainan warna kuning, jingga, merah, khaki, dan hitam terlihat menghiasi runway.
"Desain yang saya buat kali ini dengan look jumpsuit dan two pieces product yang dapat dijual terpisah," tambah adinda.
Advertisement
Pelajaran berharga dari MFW 2019
Keikutsertaan Adinda di pagelaran mode bergengsi Milan Fashion Week ini, memberikan banyak hal baru dalam perjalanan kerirnya. Selera pasar, car kerja, dan industri yang berbeda, membuatnya banyak belajar untuk meningkatkan kualitas dalam berkarya.
"Peluang dapat masuk di Milan Fashion Week SS 2019 kali ini menjadi pengalaman tersendiri dari mulai persiapan dan kedisiplinan kerja bersama orang asing. Pengalaman berharga ini dibagikan oleh Yurita Puji, desainer tanah air yang juga sudah lebih dulu memamerkan karyanya ke panggung dunia," tambah Adinda.
Berawal dari hobi mengkoleksi kain tenun
Kecintaan Adinda pada kain tradisional khususnya tenun, membuatnya mantap membawa ke kancah internasional. Selain untuk mempromosikan daerah asalnya, Adinda juga berharap semakin luas pasar, semakin besar permintaan, sehingga dapat membuat pengrajin lebih sejahtera.
"Awalnya sebagai hobby mengoleksi kain NTT, saya melihat bukan hanya potensi besar bisnis namun juga manfaat yang akan dirasakan pengrajin dan penenun daerah asal saya belum lagi melestarikan warisan leluhur," tutup Adinda.