Jakarta Rupanya tak hanya di Indonesia, negara dengan mayoritas masyarakat beragama Muslim yang mencintai modest wear. Kini gaya pakaian satu ini sedang digilai di berbagai belahan bumi. Mengapa? Tampil terbuka seperti sudah tak zaman lagi. Gaya berpakaian yang tertutup, sopan, tanpa menunjukkan lekuk tubuh terbukti lebih nyaman dan pastinya cocok dikenakan di bulan suci Ramadhan dan mungkin bisa menjadi fashion item yang disimpan untuk musim dingin nanti.
Satu tahun lalu, Sura berdiri. Digawangi oleh dua sahabat, Surti Sunanto dan Audrey Waclik. Sura berarti sebuah awal dan singkatan nama kedua founder. Belum lama ini saya bertemu dengan keduanya. Kami bercengkeramah singkat seputar topik modest wear dan bisnisnya di tengah industri fashion sekarang ini.
Advertisement
FIMELA (F): How Sura first started?
Surti Sunanto (S): Kami berdua memiliki selera fashion yang sama, yaitu gaya clean lines. Sura sendiri memiliki DNA yang moderen dan bersih. Kami melihat bahwa perempuan Indonesia itu lebih suka dengan gaya berpakaian yang tidak terlalu terbuka, elegan, tapi tetapcutting-edge. Namun kami tidak ingin pakaian yang hanya dipakai oleh para hijabers melainkan juga terbuka untuk para non-hijabers. Di situlah Sura lahir.
F: Sejak awal Sura berbisnis secara online. Bagaimana kalian melihat bisnis lewat online saat ini?
S: Dengan adanya teknologi, rasanya sekarang kreatifitas dan pasar sudah tidak ada lagi batasan. Dari situlah muncul peluang. Kami tidak menyangka sama sekali dalam waktu 1 tahun Sura berdiri, sudah banyak hal yang kami raih. Salah satunya kami bisa mengekspor koleksi kami ke Australia, Malaysia, Timur Tengah, Amerika, Kanada, dan Eropa cuma dengan bermodalkan Instagram.
F: Siapa acuan gaya untuk brand Sura?
Audrey Waclik (AW): Secara spesifiknya tidak ada. Kami punya gaya kami sendiri dan tidak membatasi preferensi kami. Kami tidak mau Sura dicap karena misalnya desain kami mengikuti gaya perempuan Amerika, Timur Tengah, dan sebagainya. Kami mencampur semua gaya tersebut dengan gaya kami sendiri dan perempuan Indonesia tentunya.
F: Do you follow trend?
S: Secara personal, kami sangat mengikuti tren. Kami mencoba untuk mengadopsi tren yang sedang berkembang dan menyesuaikannya dengan DNA brand kami. Kembali lagi pada Instagram, menurut kami lewat media ini tren jadi cepat sekali berubah oleh karena itu Sura juga sangat versatile dengan tiap tren yang muncul.
F: Rencana kalian untuk beberapa tahun ke depan? Ke ranah mana kalian ingin fokus?
S: Visi awal kami juga ingin kreatifitas dari talenta dalam negeri terdengar ke seluruh dunia. Nah, lewat bantuan teknologi kami rasa untuk menembus pasar global jadi lebih memungkinkan. Jadi tidak ada alasan bagi kami untuk tidak go international.
Dengan antusiasme yang begitu besar dari berbagai negara, kami rasa Sura sudah menggapai angan mereka tersebut.