Jakarta Jakarta Fashion Week 2016 menjadi tempat para fashion designer Indonesia menelurkan karya-karya dan ide cemerlang mereka. Salah satu desainer yang tak pernah lepas dari perhatian kami adalah Rinda Salmun. Menuntut ilmu jauh-jauh hingga ke Inggris, Rinda Salmun tak pernah lupa siapa dirinya yang sebenarnya. Orang Indonesia yang ingin desainnya juga selalu bernafaskan negerinya.
Tak heran British Council pun tertarik mengajak dirinya untuk ikut dalam salah satu rangkaian acara Jakarta Fashion Week. Rinda Salmun yang selalu menyelipkan sebuah kisah di setiap karyanya, kali ini memilih cerita rakyat “Sangkuriang”.
Advertisement
Begitu model pertama berjalan di atas runway, tak terbayang kalau Rinda Salmun akan mencampurnya dengan gaya rock. Bagaimana ceritanya? “Selagi kecil, ‘Sangkuriang’ adalah cerita rakyat favorit saya yang selalu diceritakan oleh mendiang ayah. Karena saya tumbuh besar di era tahun 1990-an yang kental dengan gaya grunge, maka saya memilih untuk mencampurkan keduanya,” ungkap Rinda Salmun yang ditemui di sela-sela kesibukannya mempersiapkan fashion show lain di JFW 2016.
“Saya juga memilih kisah ‘Sangkuriang’ karena saat riset untuk koleksi kemarin dan pergi ke toko buku, sudah jarang sekali buku-buku yang mengangkat kisah tradisional khas Indonesia,” jelas Rinda Salmun menyayangkan. Lalu, seperti apa kisah ‘Sangkuriang yang dibawa ke dalam koleksinya ini?
Mulai dari look pertama hingga terakhir, setiap look mewakili penggalan kisah ‘Sangkuriang’. Diawali dengan kisah ibunda Sangkuriang yaitu Dayang Sumbi yang jatuh dari khayangan. Penggalan tersebut diwakili oleh interpretasi Rinda Salmun tentang khayangan yang diwujudkan dalam pemilihan bahan, elemen, dan warna. Kisah ‘Sangkuriang’ yang banyak mengambil lokasi di hutan, menjadi inspirasi Rinda Salmun untuk memilih warna hijau.
Kembali ke penyatuan dua tema yang sangat berbeda. Tema grunge semakin kental lewat gaya makeup yang dipersembahkan oleh Wardah, official makeup sponsor di Jakarta Fashion Week 2016. Gaya makeup dark yang populer di tahun 1990-an dihidupkan kembali. Para model tampil tanpa mengenakan eyeshadow tapi makeup dipusatkan di bagian bibir. Rambut ditata dengan model side braid dengan bagian atas yang dibiarkan terlihat sedikit berantakan untuk kesan rebel yang kental.
Inspirasi yang diambil oleh Rinda Salmun semoga bisa membawa kembali ketertarikan kita untuk menceritakan kembali kisah-kisah tradisional yang sudah lama ditinggalkan lewat fashion, khususnya pada generasi-generasi muda.