Jakarta Sejak berdiri di tahun 1989, Donna Karan menjadi founder sekaligus dalang kreatif di balik label DKNY (Donna Karan New York). Dua puluh lima tahun berlalu, DKNY senantiasa menjadi brand yang selalu dicari setiap perempuan modern. Sukses di setiap fashion week maupun penjualan menjadi bukti kalau DKNY masih tetap eksis hingga saat ini.
Namun, Donna Karan ingin memberi angin segar kepada second line-nya tersebut. Wajar jika ia melepaskan ‘kekuasaannya’ dan menyerahkan DKNY sepenuhnya pada duo kreatif di balik brand Public School, Dao-Yi Chow dan Maxwell Osborne. Musim Spring/Summer 2016, menjadi debut keduanya dalam menunjukkan kualitas sebagai partner yang layak diperhitungkan di kancah fashion internasional.
Advertisement
Biarpun dipimpin oleh Creative Director baru, DKNY tetap berada pada jalurnya. Gaya berpakaian yang modern, tidak terlalu feminin, mengedepankan keleluasaan bergerak tetap dipegang teguh. Dao-Yi Chow dan Maxwell Osborne kembali ke era awal tahun 90-an di mana saat itu Donna Karan membawa gaya perempuan yang kasual lewat baju yang siluetnya oversized.
Tabrak motif pinstripes yang subtle serta puluhan blazer mendominasi runway. Blazer yang ditampilkan pun bukan blazer konvensional. Jangan bayangkan blazer dengan bantalan bahu maupun double-breasted blazer yang membosankan. Mereka berdua merekonstruksi model blazer menjadi lebih menarik. Asimetris, lebih bergaya dengan tambahan belt, dan kontemporer dengan aksen sheer.
Di musim-musim sebelumnya, Donna Karan sering menyelipkan warna-warna terang dan pastel ke dalam koleksinya. Interpretasi Dao-Yi Chow dan Maxwell Osborne sedikit berbeda. Kali ini mereka menggunakan warna monokrom. Perpaduan putih dengan putih, hitam dengan putih, dan putih dengan abu-abu akan menjadi paduan paling wearable yang bisa diaplikasikan setiap perempuan modern di negara manapun.
Big applause untuk keduanya!
Foto: vogue.com