Jakarta Mungkin bagi para laki-laki pecinta fashion, ungkapan “life is so unfair” terbesit juga. Setidaknya, ungkapan itu mengarah pada fashion. Kenapa? Men’s Fashion Week yang baru saja usai dilangsungkan di London, Milan, dan Paris sepenuhnya tidak benar-benar berbasis pada pakaian laki-laki. Sederet koleksi baju perempuan juga ditampilkan
Hal itu mungkin bukan hal yang baru, namun tahun ini proporsi perempuan di Men’s Fashion Week makin membesar. Gucci, Burberry, Saint Laurent dan Prada masing-masing menampilkan 10, 11, 18 dan 20 baju perempuan. Walau proporsi baju laki-laki tetap lebih besar, namun banyak perubahan terjadi di pekan mode kali ini. Selain 4 rumah mode raksasa itu, beberapa desainer kini juga ikutan menampilkan baju perempuan di tengah-tengah runway laki-laki. Sebut saja Coach, dan Jeremy Scott.
Advertisement
Gucci Menswear Spring 2016
Bahkan, koleksi laki-laki yang diperagakan pun tetap condong ke tren baju perempuan. Desainer Matthew Miller mengatakan bahwa biarpun koleksinya untuk laki-laki, namun detail, bahan, dan warnanya tetap mengikuti koleksi womenswear miliknya. “Menurut saya sejujur-jujurnya, fashion show yang berfokus pada satu gender saja sudah ketinggalan zaman”, ungkap Matthew.
Begitu pula menurut Alessandro Michele, Creative Director Gucci. Alessandro memberi tema “Detournement” atau yang berarti “hijacking” untuk koleksi menswear Spring 2016. “Detournement mengarah pada perubahan dari apa yang biasa ada sekaligus menawarkan sesuatu yang baru untuk kebebasan dan emansipasi”, jelasnya.
Kaitlin Aas at Raf Simons, Hanne Gaby Odiele at Y-3, Harmony Boucher at Gucci
Emansipasi fashion ini tidak hanya terjadi pada koleksi baju saja. Hanne Gaby Odielle, Harmony Boucher, Jourdan Dunn, dan Hilary Rhoda juga berjalan untuk Men’s Fashion Week kali ini. Bukan memperagakan baju perempuan melainkan koleksi laki-laki. Tidak lain karena fitur wajah mereka yang memang unik dan tidak terlalu feminin.
Atas: koleksi womenswear Burberry Prorsum di runway menswear
Bawah: koleksi womenswear Prada di runway menswear
Walaupun terkesan tidak adil karena perempuan sudah punya jatah fashion week-nya sendiri, yang tentunya tidak terlalu banyak memunculkan banyak koleksi laki-laki di dalamnya. Tapi begitulah dunia fashion, mungkin satu-satunya industri yang jumlah perempuannya lebih banyak dibanding industri lain. Mau bagaimanapun sulit dilepaskan dari peranan perempuan. Atau memang bisa jadi ini merupakan strategi marketing baru. Toh, pada dasarnya yang lebih senang berbelanja itu perempuan. Menampilkan womenswear di tengah koleksimenswear, bukankan akan menarik perhatian kita untuk melihat ulasan fashion show dan barangkali tertarik membelikan barang untuk pasangan? Who knows?