Advertisement
Next
Fashion berubah dengan sangat cepat hanya dalam sekejap mata. Beberapa waktu lalu FIMELA.com mendapatkan kesempatan berharga untuk ngobrol dengan Cindy Livingston, CEO Sequel AG, grup tempat jam tangan Guess dan Gc bernaung. Sudah bekerja di dunia retail khususnya aksesori dan kosmetik selama 16 tahun, Cindy bergabung dengan industri jam tangan pada tahun 1989. Tahun 2007, Cindy menjadi presiden dan CEO dari Sequel, yang merupakan subsidiari dari Timex (holding).
“Dunia fashion bisa dibilang sangat cepat berubah dan sebagai orang yang bergerak di bidang ini, penting sekali untuk open minded dalam hal tren,” aku Cindy. “Kita harus memikirkan pengaruh dari segala hal yang terjadi di sekitar kita, dari desain mobil sampai warna iPod terbaru serta material. Konsumen sekarang tahu persis apa yang mereka inginkan – seperti mereka tahu rose gold adalah warna yang sedang ‘happening’ saat ini, atau white ceramic yang sedang hot.”
Advertisement
Gc punya tim desainer yang salah satu pekerjaannya jalan-jalan keliling dunia dengan para brand manager, menggali inspirasi serta mencari tahu apa yang tren. Serta nggak lupa berkolaborasi erat dengan divisi fashion lainnya untuk memastikan kalau mereka melakukan hal yang sama dalam hal warna, desain, detil agar brand identity-nya terjaga.
Orang melihat jam tangan lebih sebagai aksesori daripada fungsi, tapi Gc cukup kuat dalam hal fungsi, dan walau nggak melupakan desain, cenderung timeless karena konservatif. Apakah memang seperti itu Gc menempatkan dirinya di pasar? “Dari awal saya sangat kagum dengan konsep bahwa kita bisa mengarahkan brand lewat image,” kata Cindy. “Jenis produk yang sama memang bisa punya kemiripan, dan marketing adalah akar atau inti agar kita bisa stand out dari kompetitor. Selain keistimewaan dari produk yang kita miliki tapi juga image dari brand yang menjadi poin utama saya.” Cindy mengaku mengembangkan karirnya dengan dua paham marketing yang berbeda: satu yang mengedepankan penjualan dan satu lagi yang diarahkan oleh media.
Untuk sebuah brand besar seperti Gc bisa bertahan sukses, pastinya tidak hanya mengandalkan nama besar. Strategi marketing yang tepat diperlukan untuk tetap berada di atas. Cindy punya beberapa kriteria apa yang diperlukan agar bisa sukses di industri fashion. Menurut perempuan ramah berambut pirang ini, ada empat kategori yang selalu dipegang teguh olehnya: “Kita perlu untuk selalu punya visi, tetap fokus, punya partner bisnis yang sepaham dan orang-orang satu tim yang mengerjakan pekerjaannya dengan passion yang besar. “
Next
Sama seperti fashion, teknologi juga berubah dengan cepat. Media alternatif seperti Facebook, twitter, serta media online bisa dibilang merupakan tren terkini. Menurut Cindy, patokan kesuksesan sekarang adalah kalau sebuah produk menjadi best seller di satu sisi dunia, biasanya juga laku keras di seluruh dunia. Hal ini nggak terjadi lima belas tahun lalu, saat ia masih menapaki awal karir di Gc.
“Dengan adanya teknologi, advertising dan jaringan komunikasi saat ini, dunia adalah satu tempat yang besar, tidak terpisah-pisah lagi. Saat merilis satu produk jam, setelah dua minggu dilansir di pasaran, saya bisa menebak mana yang berhasil dan mana yang tidak. Dan 99 persen, hal yang sama terjadi di seluruh dunia. Mengagumkan bagaimana orang di seluruh dunia bisa menentukan dalam waktu dua minggu saja apa yang akan jadi tren berikutnya,” kata Cindy dengan bersemangat.
Mengikuti terus-menerus tren dan menentukan arah baru untuk gaya marketing yang tepat serta sekaligus jadi fashion statement, diakui cukup melelahkan untuk Cindy. Untungnya dia dikelilingi tim yang berisi orang-orang muda yang bisa ‘mengisi’nya. Tren teknologi sama cepatnya dengan fashion, tapi untuk bisa punya komitmen yang kuat mempertahankan fashion brand, memang harus berkomitmen dengan fashion marketing.
Dalam hal industri jam tangan, bertahan di posisi depan merupakan tantangan terbesar. “Intinya adalah tentang siapa yang mengeluarkan produk yang tepat pada waktu yang tepat dengan lebih cepat. Juga ada satu fakta yang tidak boleh disisihkan, desain jam yang bagus sangatlah penting. Kalau dulu industry jam tangan memang hanya terfokus pada fungsi, tapi sekarang tidak mungkin seperti itu lagi.”
Saat ditanya tentang bagaimana mempertahankan tim agar bisa terus bekerja dengan passion dan semangat tinggi. Cindy mengaku kadang kesulitan. “Cara berpikir orang muda jaman sekarang memang berbeda, cenderung ingin sesuatu yang instan. Tim yang bongkar pasang memang tidak bisa dihindari. Tapi pasti ada yang bisa ditempuh untuk mencari jalan tengah. Ada satu kasus dimana beberapa orang dalam tim ingin mengundurkan diri karena ingin bekerja di organisasi amal! Tapi saya tidak ingin mereka pergi, jadi saya mengusulkan kalau sekian persen dari waktu mereka bekerja, mereka boleh kerja untuk amal dalam yayasan yang digagas oleh perusahaan.”
Sequel AG, perusahaan yang menaungi Gc akhirnya membuat kebijakan untuk aktivitas amal, maka dimulailah ‘Faces to Watch, Time to Give’, CSR (Corporate Social Responsibility) dari Sequel AG. Di awali dengan proyek pertama di Ethiopia, dimana mereka membantu membangun rumah untuk penampungan ratusan anak jalanan di Addis Ababa, kemudian Vietnam dan Brazil. Sequel AG juga mengumpulkan dana untuk sekolah yang hancur karena gempa di Cina dan membantu anak-anak korban bencana alam di Haiti. Tujuannya bukan sekedar mengumpulkan banyak dana untuk amal, tapi juga mengajak seluruh perusahaan untuk giving back.
Advertisement
Next
Jatuh cinta dengan Bali 14 tahun yang lalu saat pertama kali berkunjung, Cindy dan suami membeli tanah di Nusa Dua dan membangun vila yang super nyaman, di mana mereka tinggal selama beberapa bulan dalam setahun bersama pasangan yang juga sahabat lama mereka berdua. Mengaku seorang traveler sejati, Cindy nggak bisa tinggal dalam satu tempat terlalu lama. Her favorite places are all over the world. “Saya cukup beruntung bisa menikmati dunia dengan sesungguhnya. Melihat keindahan dunia, tradisi, keunikan, membuat saya selalu menemukan hal-hal baru yang bisa dijadikan sumber inspirasi.”
Penjualan Gc di Indonesia membuat Asia Tenggara menjadi pasar nomer satu di dunia. “Indonesia adalah pasar Gc nomer satu di dunia dan juga memiliki butik Gc terbanyak di antara 35 butik yang tersebar di seluruh dunia,” jelas Cindy saat membuka butik ketiga Gc di Beach Walk, Kuta, Bali. Distributor tunggal untuk jam tangan Gc di Indonesia adalah PT. Gilang Agung Persada yang sudah menjalin kerjasama sejak tahun 1997.
Ditanya kenapa Gc mengusung Smart Luxury untuk kampanye-nya, Cindy menjelaskan, “Target market Gc adalah para perempuan dan laki-laki usia muda, yang menghargai kualitas, menginginkan kemewahan dalam hidup dan penampilan. That’s why we called this ‘Smart Luxury’ because this is the luxury that you can afford. High-end watches at affordable prices.” Dan dengan kisaran harga dari Rp 5 juta sampai Rp 20 juta, kualitas jam tangan Gc yang asli buatan Swiss memang harus diakui.
Jika membahas jam, memang kebanyakan orang sekarang nggak hanya melihatnya sebagai alat atau fungsi belaka, tapi juga sebagai fashion statement. Sekaligus juga untuk dikoleksi. Slogan baru ‘Smart Luxury’ diharapkan bisa mengukuhkan posisi Gc sebagai brand berkualitas. Kampanye ini sendiri didukung oleh empat orang muda yang berprestasi. Sigi Wimala, model/sutradara, desainer Stella Rissa, desainer furniture Alvin Tjitrowirjo dan pelukis Ponco Setyohadi.
Pemilihan para Gc personalities ini pun nggak sembarangan. Konsep ‘Smart Luxury’ sangat terwakili oleh keempatnya. Orang-orang muda yang smart dalam hidup, stylish serta punya prestasi yang membanggakan. Merupakan perwakilan dari target market yang ingin dicapai oleh Gc sendiri, dan diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi tersendiri.
Di akhir obrolan, Cindy membagi cara untuk para perempuan agar bisa bertahan and stay on top, “Filosofi saya adalah kita harus punya passion dalam segala hal yang berharga untuk diri kita. Saya punya passion saat bekerja, saat bersenang-senang, saat traveling, saat menghabiskan waktu dengan keluarga. Dan cara untuk memiliki hidup yang ‘penuh’ adalah bagaimana kita menyeimbangkan semuanya menjadi satu. I'm fortunate that in my life they do."
images dok. fimela.com, dok. Gc.