Advertisement
Next
9 label asli Indonesia anatara lain Isis, No’Om, Soe Hoe, Seba Shoes, Kaligula, Stab, Monday to Sunday, Kle, Danjyo Hiyoji dan Some Are Thieves yang tergabung Dalam fashion agency A Good Life (AGL) bersanding dengan label-label asal Singapura, Seoul, London, Beijing, Malaysia, Sweden, Hong Kong,New York, India dan Tokyo memamerkan koleksi teranyar mereka dalam ekshibi Blueprint di Singapura pada akhir pekan lalu. Eksibisi ini digelar untuk memberikan eksposur dan kesempatan kepada independent brands dari Asia untuk tampil di dunia internasional, dengan mengundang para buyers dari berbagai belahan dunia. Toh, menurut segi pandang kami mereka semua memiliki talenta dan keunikan tersendiri yang patut di perhitungkan sebagai the next big thing.
Advertisement
Next
Tanpa buang waktu, kami langsung menuju area pameran di Marina Bay Sands convention center yang langsung disambut oleh Teges Prita Soraya dari pihak AGL. Kami berbincang santai mengenai keterlibatan para desainer ini disini. "Awalnya pihak Blueprint yang menghubungi kita, lalu setelah melihat portfolio anak-anak ini mereka memilih ke 9 label ini yang dinilai paling cocok dengan target market dan juga price range pada event ini." Sebelum mereka berangkat pihak AGL pun memastikan mereka mempersiapkan diri mulai dari segi produksi, kualitas hingga mempersiapkan tech sheet agar mempermudahkan para buyers memilih koleksi terbaru mereka. Ketiga label Kle, Danjyo Hiyoji dan Isis berkesempatan menggelar fashion show koleksi terbaru mereka yang sengaja dipersiapkan khusus. Kali ini Kle menyuguhkan koleksi Cruise 2011/2012 yang romantis dengan permainan warna pastel yang lembut seperti biru, beige, hijau dan juga nude diatas garis siluet Kle yang minimalis dengan detail chic dan juga edgy. Untuk koleksi Spring Summer 2011 dengan tema Neo Folks menampilkan koleksi dengan jiwa urban yang modern, clean dan minimalis dengan sentuhan edgy ribbon stripes yang bisa dipakai beberapa cara. Lalu label Isis yang dinaungi oleh Andrea Risjad dan Amot Syamsuri Muda terinspirasi dari Medieval art movement, perpaduan antara aura gothic dengan detail abstrak sebuah lukisan membuat debut label ini tidak boleh dilewatkan.
Advertisement
Next
Usai fashion show, kami sempat berbincang dengan Nai, fotografer dari Singapore yang kebetulan duduk bersebelahan dan dia berkata" Semua koleksi terlihat put together, tidak terlalu berlebihan namun tetap ada ciri khas masing-masing desainer". And we couldn’t agree more!
After all day talking about business, AGL mengundang para buyers untuk menghadiri after party. “Sesi ini tidak hanya untuk merayakan hasil kerja keras namun juga digunakan untuk mengajak ngobrol para buyer di kesempatan dan environment yang lebih santai” kata Teges. Memang benar mixing business with a little bit of pleasure can be fun.
Terbukti pada keesokan harinya memang beberapa label itu memang sudah dilirik oleh para buyer terutama yang berasal dari Dubai dan Middle East "Rata-rata buyer dari Middle East memang tertarik sama koleksi dari desainer Indonesia, karena bahan yang kita gunakan, dan siluet yang loose menurut mereka cocok dengan market disana" kata Dita dan Mellyun.