Jakarta Akhir pekan kemarin, FIMELA.com diundang oleh Batik Keris untuk menghadiri acara Pagelaran Nusantara, sekaligus mengunjungi pabrik mereka di Solo. Proses pembuatan yang cukup rumit dan panjang serta hawa panas dari kompor pencair lilin bahan batik membuat kami semakin menghargai nilai dari sehelai kain batik.
Step by Step Proses Membuat Batik:
1. Proses pertama adalah menggambar kain dengan desain yang diinginkan menggunakan pensil di atas mori atau kain. Memang dibutuhkan keahlian khusus untuk menggambar dan memahami arti dari sebuah desain. Tak heran bahwa rata-rata pekerja disini sudah turun temurun bekerja sebagai pembatik.
Advertisement
2. Proses kedua adalah menebalkan desain batik menggunakan canting dan malam atau yang biasa disebut lilin. Canting dicelupkan ke dalam cairan malam, lalu ditiup terlebih dahulu sebelum memulai menggambar. Pada saat menggambar perlu diingat untuk tidak terlalu menekan canting ke atas kain karena lilin mudah sekali keluar sehingga butuh pengontrolan yang baik. Dari dulu hingga sekarang, desain canting masih tetap sama dan tidak berubah.
3. Setelah lilin kering, kita bisa memulai proses pewarnaan. Ini adalah bagian yang seru karena kami bisa memilih sendiri warna sesuai selera. Mereka menggunakan cat khusus kain dan kuas untuk memulai proses pewarnaan. Lilin yang digunakan pada proses sebelumnya berfungsi sebagai penutup agar kita bisa mewarnai tanpa perlu takut warna terserap oleh bagian kain yang tidak diinginkan. Jadi misalnya pada sehelai kain tersebut ada 5 warna, salah satunya biru. Saat mencelup kain ke warna biru, bagian desain yang tidak berwarna biru ditutupi lebih dulu dengan cairan lilin.
4. Setelah itu kain dijemur dan siap untuk dicelup pewarna yang berfungsi untuk memberikan warna dasar pada kain.
5. Kemudian kain direbus di dalam air mendidih agar semua lilinnya rontok. Biasa proses perebusan dilakukan dua kali untuk memastikan zat pewarna meresap karena kalau tidak, akan luntur, lalu terakhir kain direndam air dingin dan siap dijemur.
6. Biasanya proses pewarnaan ini bisa dilakukan beberapa kali tergantung warna dan desain batik itu sendiri. Jadi apabila dalam satu desain ada 5 warna yang berbeda, berarti proses menutupi kain dengan lilin dan pencelupan warna diulang sebanyak 5 kali juga. Pastinya memakan waktu dan menuntut kesabaran tinggi.
Jika disimpan dengan baik warna kain tidak mudah luntur dan bisa dijadikan sebagai investasi atau bahkan warisan turun temurun. Perlu diingat, jika ingin mencuci kain batik untuk menggunakan sabun cair, karena sabun ini tidak sekeras sabun bubuk. Selain itu kamu juga bisa mencuci dengan sabun khusus untuk mencuci batik yang sudah banyak dijual di pasaran.
Kain tidak perlu digosok, cukup rendam saja hingga warna tidak gampang pudar. Hindari usah menjemur di bawah sinar matahari langsung karena sinar matahari akan membuat warna pudar. Sebelum disetrika lapisi dulu batik dengan sehelai kain tipis.Setelah selesai masukan kain ke dalam plastik sebelum ditaruh dalam lemari yang kering dan tidak lembab agar tidak berjamur dan dimakan ngengat.