Fimela.com, Jakarta Rangkaian prosesi pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution berjalan dengan lancar, tadi siang pada Selasa 7 November 2017, seperti Dulangan Kapungkasan atau Suapan Terakhir. Acara tersebut merupakan rangkaian terakhir setelah siraman dan dodol dawet.
BACA JUGA
Advertisement
Prosesi tersebut momen di mana Presiden Jokowi dan Istri Iriana Jokowi menyuapi Kahiyang Ayu dengan nasi tumpeng dan buah-buahan. Busana kebaya yang dikenakan Kahiyang warna merah dari kain jumputan. Jumputan Pradana Jumput Solo merupakan kain yang dipakai, sebagai atasan dan bawahan putri Jokowi.
Rita Andriyastuti, selaku Pemilik usaha kain jumputan khas Solo yang telah menerima pesenan 200 kain jumputan dari keluarga Presiden Jokowi, mengungkapkan proses pembuatan jumputan yang dibuatnya.
Kain jumputan adalah satu satu kain khas yang dibuat melalui teknik ikat celup atau dijumput. Motif jumputan diberi nama gempol rante tumpal mangga.
Proses pembuatan kain jumputan tersebut pun dibuat secara handmade atau dibuat dengan tangan langsung, pengerjaannya kain putih dipotong kemudian digambar pola dan dijahit
Lalu kain tersebut ditambahkan dengan rumbai plintir, dibundel, dijumput diwarnai dan kemudian diberi titik atau ditolet. Prosesnya pun tidak serumit pembuatan batik dan lebih efisien dari segi tenaga, waktu dan biaya.
Advertisement
Makna Riasan Paes dalam Adat Jawa
Pernikahan dengan upacara adat Jawa, salah satu makeup wedding yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut yaitu paes. Dalam prosesi Suapan Terakhir, wajah Kahiyang Ayu dihiasi rias wajah berupa lekukan yang berwarna hitam diatas dahi mempelai perempuan.
Paes yang menghiasi wajah Kahiyang Ayu tidak dibuat tebal terlihat tipis atau setengah jadi. Hal tersebut dikarenakan saat jadi pengantin esok hari terlihat manglingi. Begitu juga dengan pemilihan warna lipstik yang tidak terlihat berlebihan.
Paes sendiri memiliki makna yang mendalam dalam tradisi adat Jawa. Paes merupakan simbol kecantikan dan kedewasaan seorang perempuan Jawa.
Tak hanya itu saja, setiap lekukannya mempunyai filosofi dan makna yang terkandung pada riasan Jawa tersebut. Diantaranya setiap bentuknya ada pesan doa dan pengharapan untuk sang mempelai.
Selanjutnya, diharapkan kedua mempelai menjadi pasangan yang sempurna, kemudian hiasan pengapit artinya tidak ada rintangan yang berarti dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Dan masih banyak lagi makna yang terkandung dalam riasan paes dari Jawa.