Fimela.com, Jakarta Ada banyak cara untuk memasak makanan. Ada yang digoreng, dikukus, direbus atau dipanaskan dengan microwave. Semua tergantung pada kebutuhan dan kesukaan kita. Menggoreng masakan mungkin termasuk cara memasak paling populer dan disukai di Indonesia.
Sedangkan memasak dengan microwave, masih jarang dilakukan masyarakat Indonesia. Tapi metode memasak mana yang paling baik untuk kesehatan? Seperti dilansir dari panganpedia, jawaban dan analisa dari salah satu anggota Institute of Food Technologist (IFT), Guy Crosby, PhD, CFS, mungkin bisa jadi panduan kita.
Advertisement
BACA JUGA
Crosby merupakan associate profesor di Harvard School of Public Health. Ia punya berbagai tips ringan soal cara memasak paling baik agar nilai gizinya masih terjaga. Misalnya, kenapa sayuran melunak saat dimasak? Menurutnya, sel-sel sayuran terikat oleh polisakarida yang disebut pektin.
Pektin akan rusak dengan panas sehingga ketika sayuran dimasak, maka pektin lambat laun akan hancur dan melepaskan ikatan diantara sel-sel. Itulah yang membuat sayuran lunak setelah dimasak. Selain itu, metode memasak sangat berpengaruh pada kandungan gizi makanan. Faktor-faktor seperti waktu dan suhu memasak, juga jenis sayuran sangat berpengaruh terhadap nilai gizi akhirnya.
Lalu apa cara memasak yang paling baik?Menggoreng adalah metode yang terburuk karena bisa merusak zat gizi akibat panas yang tinggi. Peringkat kedua adalah merebus. Itu karena kita bisa kehilangan 40 sampai 50 persen zat gizi, atau kurang, tergantung dari jenis vitamin dan mineralnya.
Mengukus bisa jadi jalan untuk menghindari zat gizi yang hilang dan hampir sebanding dengan microwave, asalkan jangan sampai me-microwave makanan terlalu lama. Namun dua metode memasak ini terutama menggunakan microwave, mungkin belum begitu membudaya di Indonesia karena berbagai macam faktor. Nah, jadi cara memasak apa yang lebih kamu pilih?