Fimela.com, Jakarta Sedari dulu, jujur saja kalau saya agak risih dengan berbagai macam iklan yang mengagungkan putihnya kulit wanita. Ada yang mengajak wanita Indonesia untuk miliki kulit seputih orang Jepang, bahkan ada yang 'menyeragamkan' dan menyatakan bahwa kaum hawa asli Nusantara sebenarnya punya kulit bersinar layaknya keluarga Cullen di film Twilight. Oh well, rasanya ingin garuk-garuk kepala saja.
***
Jika membicarakan soal feminisme, banyak orang yang akan memikirkan soal kesetaraan gender, memposisikan perempuan di tempat yang setara dengan laki-laki, atau gerakan-gerakan yang menyatakan bahwa kaum hawa punya hak yang sama untuk bekerja dan mendapatkan perlakuan yang sama. Namun, feminisme yang sebenarnya lebih dalam dari itu.
Advertisement
Saat ini, bukan hanya wanita saja yang memperjuangkan haknya untuk diperlakukan setara. Laki-laki yang miliki keinginan yang sejenis pun terikut bekerjasama. Para pria tersebut menyebut dirinya 'laki-laki baru'. Ya, perkumpulan laki-laki yang melepaskan diri dari image konvensional dan menganggap bahwa wanita seharusnya berada di samping mereka. Bukan di belakang.
Baca Juga
Ketika membahas mengenai feminisme, saya berharap Anda tak mengaitkannya dengan agama apa pun. Sewaktu kuliah, seorang dosen favorit saya pernah menyuruh untuk membuka pikiran saya untuk berbagai ilmu. Dari sanalah saya akan belajar untuk memilah-milah, mana informasi yang patut untuk diaplikasikan, dan mana yang cukup dipahami saja.
Tak hanya itu, beliau juga pernah bilang bahwa ada baiknya memisahkan dulu peran agamamu di beberapa kasus. Bukan karena disuruh murtad, tapi karena memang tak semua orang miliki agama seperti saya di kelas itu. Jadi toleransi sangatlah dibutuhkan. Dan tindakan tersebut sangat penting ketika membicarakan feminisme.
Anda pernah dengar tentang feminisme poskolonial? Aliran ini memberikan semangat dan mengembalikan kepercayaan diri para perempuan dari negara Dunia Ketiga. Penjajahan yang pula perbudakan yang menimpa sebuah negara selama puluhan tahun bisa mengubah dan menekan psikologi masyarakatnya. Hal tersebut termasuk persepsi yang dimiliki oleh mereka.
Advertisement
Perempuan di Negara Terjajah
Pernah terpikir kenapa banyak iklan produk pemutih wara-wiri di layar kaca, radio, bahkan berita yang tengah Anda baca? Indonesia merupakan negara yang miliki kisah pahit. 3,5 abad di jajah Belanda, belum lagi Jepang, dan pula Inggris. Waktu tersebut sangat cukup untuk mengubah pola pikir masyarakat. Penjajahan mental.
Negara yang menjajah Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang miliki kulit putih. Ditambah dengan kenyataan, bahwa dahulu kaum tersebut miliki kasta tertinggi karena dinilai sebagai bangsawan yang tak sepatutnya bekerja. Untuk mereka yang miliki kulit hitam, menjadi budak merupakan masa depan pahit yang harus dihadapi. Menyedihkan bukan?
Belum lagi Gadis Arivia pernah menulis, "Representasi perempuan Dunia Ketiga sebagai bodoh, miskin, tidak terdidik, terikat tradisi, terdomestikasi, orientasi keluarga tradisional dan korban. Sementara representasi perempuan barat sebagai pintar, mapan, terdidik, punya pilihan bebas, dan modern,". Merasa tertampar rasanya. Sudah 'dijajah' oleh laki-laki, masih pula diperbudak dengan pemikiran yang diimpor dari para penjajah.
Adanya feminisme poskolonial sebenarnya sangat membantu para wanita. Saat ini banyak sekali perempuan yang rela suntik putih untuk mendapatkan warna kulit yang diidamkan. Jika tak miliki banyak biaya, kebanyakan membeli segala macam produk yang membuat mereka terlihat layaknya wanita Jepang. Bagi saya, ini sangat menyayat hati.
Sebenarnya tak apa ketika mereka meluruskan rambut, memberi mereka warna, ketika hal tersebut merupakan pilihan yang ingin mereka coba. Namun, jika para perempuan tersebut melakukan hal untuk mengubah diri mereka dengan alasan karena tak percaya diri dengan penampilan asli, sungguhlah, bukan saja menyayat hati, namun sudah retak hati ini.
Ditambah lagi, para model atau artis yang saat ini tengah di puncak popularitas kebanyakan miliki kulit seputih susu dengan rambut lurus bak sutera. Mereka yang merepresentasikan keadaan masyarakat pun akhirnya kembali 'menjajah' pikiran, secara disengaja atau tidak.
Singkatnya, setiap orang miliki bentuk tubuh yang tidak sempurna. Pasti akan ada saja yang membuat diri merasa tak nyaman. Namun, jangan sampai hal tersebut mengganggu pikiran dan menghilangkan rasa percaya diri. Ingat, manusia takkan pernah merasa puas. Seseorang yang Anda anggap paling sempurna, bisa saja menganggap diri mereka paling buruk rupa sedunia. Jadi, ada baiknya kalau Anda mulai menerima setiap karuniaNya dan jangan takut untuk diejek.
Lagipula, saya termasuk orang yang percaya bahwa kecerdasan dan tingkah laku merupakan magnet yang paling ampuh untuk menarik siapa saja. "Beauty gets the eyes, personality gets attention,". Ya, kutipan yang saya baca pagi ini dan entah siapa pencetusnya itulah yang menarik perhatian saya. Kenali dirimu, dan jadilah cantik dengan caramu.
Floria Zulvi
Editor Kanal Style Bintang.com