Fimela.com, Jakarta Nama Danilla Riyadi sudah dikenal luas di industri hiburan tanah air sebagai seorang penyanyi, penulis lagu, dan juga pemeran. Perjalanan karier pemilik nama Danilla Jelita Poetri Riyadi pun telah mencapai popularitasnya.
Namun, sebagaimana para entertainer lainnya, Danilla pun memiliki kisah yang penuh perjuangan, yang mungkin belum banyak diketahui oleh orang kebanyakan. Ia pun berusaha mengingat bagaimana awal terjun ke industri.
"Apa, gimana ya, dunia entertainment itu seperti hutan rimba, sih sebetulnya ya. Jadi, terkadang teori-teori yang kita punya terhadap budaya di dunia entertainment itu tidak kepake," ujar Danilla Riyadi saat berbincang dengan tim Famestory di kantor KLY, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Advertisement
Advertisement
Adalah Rasa
Danilla menambahkan bahwa dirinya yang menyebut dunia entertainment sebagai hutan rimba, mengatakan bahwa seseorang harus memiliki kekuatan untuk tinggal, alias survive dengan berbagai tantangan yang dihadapi.
"Perform aja tuh menurut aku butuh rasa. Jadi itu, hutan rimba yang butuh survive ability yang tinggi. Pernah ada tahun yang kapok terus memutuskan untuk kayaknya gue mau jualan tempe mendoan aja, deh. Soalnya di sisi yang lain tuh ada tuntutan untuk menjadi perfect tapi di sisi yang lain lagi ada tuntutan untuk menjadi apa adanya," ujarnya.
Sebuah rasa, menjadi rumus dalam menapaki dunia entertainment. Hal itu disampaikan oleh Danilla Riyadi. "Kita cuma butuh saling respect sama sesama seniman, sesama pekerja dunia entertain dan menurut aku makin kesini aku ngerasa–satu benang merah tentang dunia entertainment," paparnya.
"Itu adalah banyak banget pake rasa gitu di sini, mau itu seni musik, seni rupa, ataupun tadi akting itu yang menurut aku penting di dunia entertainment itu adalah rasa, bentuk," sambung Danilla.
Memilih Apa Adanya
Di antara banyak sekali kepura-puraan dan segala macam tuntutan di industri entertainment, Danilla memilih untuk membuat kolam atau ekosistem sendiri. Di kolam ini, pelantun tembang Singgah di Hati memilih untuk selalu apa adanya.
"Dan sepertinya di dunia entertainment itu aku merasa kayaknya kita semua para seniman bisa bikin kolam sendiri. Jadi, aku memutuskan untuk bikin kolam sendiri dan yaudah kalo gua sih part yang apa adanya sih bukan yang perfect yang penting respect. Aku milih apa adanya," imbuh Danilla.
Menjadi sempurna bagi Danilla adalah sebuah kemustahilan. Karena setiap entertainer memiliki batasan punya batasan dan setiap penonton memiliki kaidah kesempurnaan masing=masing.
"Jadi perfect tuh susah, ya kayaknya, ya dan benchmark perfect orang-orang kan beda aku tidak punya kapasitas untuk memenuhi ekspektasi perfect untuk orang-orang, aku perfect buatku aja," tandas Danilla.