Sukses

Entertainment

Dari Sketsa Hingga Realita, Mengintip Kreativitas di Balik Konser 30 Tahun Gigi Band

Fimela.com, Jakarta Tahun ini, GIGI merayakan tiga dekade perjalanan musik mereka dengan menggelar konser spektakuler yang dipenuhi kejutan visual dan teknologi canggih. Konser ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi ajang eksplorasi kreativitas yang membawa ide-ide segar dari sketsa sederhana ke panggung megah.

Melalui unggahan Instagram-nya, Edy Khemod, drummer dari band Seringai, mengapresiasi tim visual dan lighting di balik konser ini yang berhasil merealisasikan konsep-konsep luar biasa, serta membagikan bagaimana setiap detail visual berawal dari coretan di kertas-kertas hingga diwujudkan menjadi pertunjukan yang memukau.

Konsep utama konser ini berfokus pada penggunaan bentuk segitiga, yang diaplikasikan dalam berbagai elemen mulai dari penataan panggung hingga konten visual di layar LED. Selain itu, GIGI Band juga bereksperimen dengan LED transparan. Namun, konser ini tidak hanya menampilkan Gigi; ada pula penampilan dari Hivi, Perunggu, dan Afgan, masing-masing dengan konsep panggung yang unik dan penuh makna.

Hivi!

Hivi! adalah grup musik pop asal Indonesia yang dikenal dengan lagu-lagu yang ceria, segar, dan lirik yang penuh makna.

Lagu-lagu mereka sering kali mengangkat tema cinta dan persahabatan, membuat mereka menjadi salah satu band pop yang paling digemari di tanah air. Hits seperti "Mata Ke Hati" dan "Siapkah Kau 'Tuk Jatuh Cinta Lagi".

Dalam unggahan Instagram Edy Khemod, tampak sketsa panggung Hivi! yang menampilkan lampu LED berwarna biru dan ungu yang berkilauan dengan tulisan "Hivi." Di dalam tulisan "Hivi," terdapat ilustrasi wajah-wajah anggota band.

Perunggu

Perunggu adalah band indie rock asal Indonesia yang dikenal dengan musik yang energik dan lirik yang mendalam.

Sejak debut mereka, Perunggu telah menarik perhatian dengan gaya musik yang khas dan penampilan panggung yang berani. Mereka sering mengeksplorasi tema-tema yang emosional dan melankolis, memberikan pengalaman yang mendalam bagi pendengarnya.

Sketsa panggung mereka menggambarkan empat pintu besar yang memancarkan cahaya terang, menyorot setiap anggota band seolah mereka adalah tokoh utama.

Afgan

Afgan, penyanyi solo yang selalu tampil memukau dengan suara lembut dan balada emosionalnya, memilih konsep panggung yang menggambarkan siluet gedung-gedung tinggi dengan city lights yang memancar.

Sketsa ini memberikan kesan bahwa Afgan sedang bernyanyi di tengah kerlipan lampu kota besar.

Visual tersebut tidak hanya memperkaya penampilan Afgan, tetapi juga menciptakan suasana malam yang menawan bagi penonton.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading