Fimela.com, Jakarta Di bulan Agustus 2024 Galeri Indonesia Kaya mengangkat pertunjukkan bertema Merdeka dan menghadirkan kolaborasi apik bersama aktris Sha Ine Febriyanti.
Mempersembahkan pertunjukkan bertajuk Teater Monolog Cut Nyak Dien, karya ini mengangkat sosok pahlawan ini dari sisi yang lebih humanis sebagai seorang istri dan ibu yang harus menghadapi kesedihan dan kehilangan dalam perjuangannya.
“Teater Monolog Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pertunjukan yang pernah ditampilkan di Galeri Indonesia Kaya pada satu dekade yang lalu bersama Sha Ine Febriyanti," kata Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian.
"Setelah lebih dari 1 dekade berlalu, kami kembali menghadirkan pertunjukan ini di Auditorium Galeri Indonesia Kaya karena ingin menyebarkan nilai-nilai dan pesan yang mendalam bagi para penikmat seni yang didominasi oleh generasi muda. Semoga melalui pertunjukan ini kita semua dapat Kembali mengingat perjuangan dan menghargai jasa para pahlawan bangsa terutama sosok Cut Nyak Dhien," jelasnya.
Advertisement
Pernah Dipentaskan
Teater Monolog Cut Nyak Dhien, yang disutradarai dan dimainkan oleh Sha Ine Febriyanti, pertama kali dipentaskan pada 13 April 2014 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Pertunjukan ini kemudian dibawa ke berbagai kota di Indonesia pada tahun 2015.
Pada 16 November 2017, pertunjukan ini kembali dipentaskan di Bentara Budaya Jakarta dan International Women Conference, ROSE, Kuala Lumpur pada 7 Februari 2018. Selanjutnya, pertunjukan ini juga melakukan roadshow dan workshop di 10 kota di Indonesia seperti Bali, Makassar, Solo, Surabaya, Kudus, Tasikmalaya, Bandung, Medan, Padang Panjang dan Padang dari April hingga September 2018.
Mengenal Sosok Cut Nyak Dhien
Selama kurang lebih 40 menit, penikmat seni disuguhkan dengan pertunjukan yang Teater Monolog Cut Nyak Dhien yang mengangkat kisah emosional di balik kekuatan Cut Nyak Dhien. Meskipun dikenal sebagai pejuang yang teguh, monolog ini memperlihatkan bagaimana Cut Nyak Dhien mengalami kegelisahan dan kesedihan ketika suaminya, Teuku Umar, pergi ke medan perang dan akhirnya meninggal dunia.
"Melalui Teater Monolog Cut Nyak Dhien, saya ingin mengajak penikmat seni untuk mengenal sosok pahlawan wanita kita dari sudut pandang yang lebih manusiawi," kata Sha Ine Febriyanti.
"Cut Nyak Dhien bukan hanya seorang pejuang tangguh, tetapi juga seorang istri dan ibu yang memiliki perasaan dan kerentanan. Kisahnya mengingatkan kita bahwa di balik setiap keberhasilan, ada perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai. Saya berharap monolog ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua, terutama generasi muda, tentang pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa. Semoga pertunjukan ini dapat diterima dengan baik oleh para penikmat," tuturnya.