Sukses

Entertainment

Kisah 'Nimas Neraka 10 Tahun' Difilmkan Soraya Intercine Films, Nimas: Perempuan Jangan Takut untuk Bicara

Fimela.com, Jakarta Kisah penguntit terhadap seorang perempuan bernama Nimas Sabella di Surabaya, pernah menjadi isu viral di media sosial karena membuat warganet kesal dengan kelakuan pelaku yang membalas kebaikan Nimas dengan obsesi yang merusak hidup Nimas.

Nimas sendiri mengaku, awalnya ia menuliskan kisahnya di X agar pelaku mendapat sanksi sosial dan jera. Dia tak menyangka bahwa kisahnya tersebut mendapat respon positif dari polisi yang memintanya untuk membuat laporan dan menangkap pelaku dengan sigap.

Dan kini, rumah produksi kenamaan tanah air, Soraya Intercine Films mengumumkan hak cipta adaptasi kisah hidup Nimas yang diikuti penguntit selama 10 tahun terakhir. Kini, kisahnya siap diadaptasi menjadi film.

"Nggak pernah membayangkan sama sekali kalau kisahku akan difilmkan. Karena tujuan untuk menviralkan kemarin adalah untuk memberi sanksi sosial pada pelaku. Dan sekarang ada rezeki seperti ini ya aku alhamdulillah banget. Rezeki di luar ekspektasi," ujar Nimas kepada awak media, baru-baru ini.

Perempuan Jangan Takut Bicara

Ketika bertemu dengan Produser Sunil Soraya, Nimas tak ragu untuk langsung mengiyakan tawaran adaptasi kisah hidupnya. Menurutnya, sudah banyak film-film box office yang dihasilkan oleh rumah produksi tersebut.

"Tentu aku langsung setuju karena ini Soraya Intercine Films, siapa yang nggak tahu Soraya? Sudah terkenal membuat film berkualitas dari sebelum aku lahir," katanya.

Namun, lebih besar lagi adalah keinginannya untuk memberikan contoh kepada para perempuan yang kebetulan mengalami kasus seperti dirinya, agar tak takut untuk 'speak up'. Agar perempuan berani bicara dan jangan diam dan terus diremehkan.

"Aku butuh wadah, butuh ruang untuk speak up untuk masalahku dan keresahanku. Ini menjadi ruang untuk perempuan lain yang merasakan hal sama. Benang merahnya adalah menjadi perempuan, sudah lemah tidak bisa berbuat apa-apa, lemah dan bingung selalu disepelekan jadi akhirnnya berjuang sendiri. Tapi jangan pernah takut untuk bicara," tegasnya.

Tak Mudah Jadi Perempuan

Setelah film jadi, Nimas berharap juga bisa menjadi bahan kajian untuk akedemis. Dan ia berpesan kepada orang-orang yang memiliki obsesi terhadap siapapun, jangan sampai merusak hidup orang lain.

"Bisa menjadi pelajaran atau reminder untuk siapapun yang terobsesi, tanpa melihat gendernya, tolong jangan terobsesi sampai membuat hancur hidup orang lain," paparnya.

Sebagai wanita yang merasakan repotnya dikuntit selama 10 tahun, Nimas pun ingin tidak ada lagi yang menyalahkan perempuan jika ada pelaku obsesif. Karena menurutnya, menjadi perempuan itu tidak gampang.

"Menjadi perempuan itu nggak mudah, dibaikin jadi obsesi. Dijahatin salah juga. Jadi posisi perempuan itu sangat rawan, ada ketidakadilan sosial. Semoga film dari kasusku ini membuat orang jadi lebih open minded," imbuhnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading