Profil Guyon Waton, Grup Musik Asal Kulon Progo Berbahasa Jawa yang Terkenal dengan Lagu-Lagu Ambyar

Guyon Waton merupakan grup musik yang berasal dari Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Meskipun beberapa lagu mereka menggunakan bahasa Jawa, penggemar musik selalu bisa menikmati setiap karya terbaik yang mereka sajikan.

Dalam bahasa Jawa, 'guyon' berarti bercanda dan 'waton' adalah asal-asalan. Namun, tidak itu menjadi dasar penggunaan nama Guyon Waton untuk band yang dikelola oleh enam pemuda ini. Dalam sebuah podcast bersama Denny Caknan, sang vokalis bernama Bagus mengungkap bahwa nama Guyon Waton sebenarnya diambil dari sebuah akun Twitter. 

Akun Twitter @guyonwaton telah ada sejak tahun 2011 dan merupakan akun humor ringan yang menyajikan kutipan dalam bahasa Jawa serta membahas hal-hal lucu. Pemilik akun tersebut kemudian membantu mempopulerkan karya-karya Bagus dan Arief yang saat itu masih diunggah melalui Twitter. Setelah itu, nama Guyon Waton pun diadaptasi menjadi nama band milik Bagus dan Arief.

Awalnya, Guyon Waton bukanlah sebuah band yang direncanakan. Menurut kisah Bagus dan Arief, Guyon Waton justru bermula dari kumpulan remaja desa yang rutin berkumpul di depan warung bakso setiap malam sambil bernyanyi bersama. Tidak ada rencana untuk membentuk band atau bahkan terjun ke dunia rekaman. Aktivitas bernyanyi yang kemudian direkam dengan ponsel, hanya dimaksudkan sebagai dokumentasi pribadi. 

Namun, banyak orang yang menyarankan agar rekaman-rekaman itu diunggah ke YouTube. Lagu-lagu dari almarhum Didi Kempot pun menjadi favorit mereka. Dimulai dari menyanyikan ulang lagu-lagu Didi Kempot, Guyon Waton pun mulai terkenal dengan keunikan mereka dalam menyanyikan lagu dangdut berbahasa Jawa dengan konsep akustik.

Awalnya dari Bagus dan Arief, yang merupakan teman bermain dari desa yang sama, kini personel Guyon Waton berjumlah enam orang. Faisal Bagus Ibrahim, atau yang lebih dikenal dengan nama Bagus, menempati posisi sebagai vokalis. Ahmad Arifin, atau yang dikenal sebagai Ripen, berperan sebagai gitaris, sedangkan di bagian gitar melodi ada Hieronimus Ferry Widiyatmoko. 

Yang membuat Guyon Waton unik adalah adanya sentuhan musik ukulele yang dimainkan oleh Ndika Rismaya Pelma Arga. Sementara yang membuat musik lebih enak untuk joget adalah peran Ahmad Susilo Jati dengan ketipungnya. Dan terakhir, Yuli Hamdani yang bermain sebagai bassis.

Tidak hanya sekedar menyanyikan ulang lagu orang lain, Guyon Waton memilih untuk menciptakan lagu-lagu sendiri. Meskipun namanya terdengar lucu, lagu-lagu yang mereka ciptakan justru banyak bercerita tentang patah hati yang bisa membuat pendengarnya terhanyut dalam kesedihan. 

Contohnya adalah Korban Janji, yang menggambarkan betapa menyakitkannya ditinggalkan oleh orang yang dicintai setelah begitu lama bersama. Atau Perlahan, yang menceritakan tentang penyesalan. Bahkan, lagu tersebut sudah ditonton lebih dari 120 juta kali di YouTube.

Selain itu, ada juga lagu-lagu lain seperti Kok Iso Yo, Widodari, Sebatas Teman, dan Lungaku. Sekarang, Guyon Waton tidak hanya tampil di Kulon Progo dan sekitarnya, tetapi juga telah mengelilingi Indonesia dan sering diundang untuk tampil di stasiun televisi swasta.

Guyon Waton terdiri dari 6 anggota, yakni Faisal Bagus Ibrahim (Vokal), Ahmad Arifin (Gitar), Hieronimos Ferry Widiyatmoko (Gitar), Ndika Rismaya Pelma Arga (Ukulele), Andreas Wahyu Susilo Jati (Ketipung), dan Yuli Hamdani (Bass).

Lagu yang diciptakan oleh Andry Priyanta ini menceritakan tentang seseorang yang harus menahan perasaan cintanya. Dia menyadari bahwa dia hanya dianggap sebagai pelampiasan belaka.

Grup musik ini mulai meraih ketenaran yang luas ketika lagu mereka yang berjudul Korban Janji menjadi viral.

Harap dicatat bahwa pemilik akun Twitter tersebut juga turut serta dalam membantu kesuksesan lagu yang dinyanyikan oleh Bagus, yang awalnya bersama Arief. Kemudian, nama Guyon Waton menjadi nama band yang dimiliki oleh Bagus dan Arief.

Guyon Waton menceritakan tentang kekecewaannya karena orang yang dicintainya memilih orang lain meskipun sudah ada di sampingnya ketika sedang susah. Namun, sulit baginya untuk melupakan perasaan itu.