Sukses

Entertainment

Karyanya Populer Hingga Mendunia, Ini 5 Sutradara Perempuan Indonesia yang Membanggakan

Fimela.com, Jakarta Peran sutradara dalam sebuah film tentunya sangat penting. Tak hanya mengarahkan para aktor dan kru, tetapi sutradara juga harus berkontribusi memberikan ide-ide agar film tersebut semakin menarik.

Terlebih jika film yang disutradari mampu meraih sebuah kesuksesan. Tak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah Internasional. Tentunya hal ini menambah sebuah kebanggaan tersendiri.

Melibatkan kerja keras dan ketekunannya menjadi sutradara. Sederet sutradara hebat Tanah Air ini pun mampu menorehkan prestasi yang gemilang. Tak hanya dari kalangan sutradara laki-laki, beberapa sutradara perempuan Indonesia ini juga tak kalah membanggakan. Berikut ini deretan sutradara wanita berbakat yang punya prestasi mendunia.

 

Mouly Surya

Mouly Surya termasuk ke dalam deretan perempuan Indonesia yang berprestasi di kancah Internasional. Bahkan di awal kemunculannya sebagai sutradara, Mouly sudah mengukir prestasi yang tak main-main. Karya debutnya berjudul "Fiksi" (2008) langsung membawanya meraih penghargaan Piala Citra untuk kategori "Sutradara Terbaik". Hal ini pun membuat Mouly menjadi perempuan pertama yang memenangkan kategori "Sutradara Terbaik".

Tak sampai situ, pada tahun 2013 Mouly berhasil membawa film Indonesia ke kancah Internasional lewat karyanya berjudul "What They Don't Talk About When They Talk About Love". Film tersebut menjadi film Indonesia pertama yang tayang di Festival Film Sundance.

Berikutnya pada tahun 2017, Mouly kembali membawa karyanya hingga mendunia melalui "Marlina Pembunuh di Empat Babak". Tak hanya tayang di Indonesia, film tersebut tayang di 14 negara. Film ini juga turut ditayangkan perdana pada Festival Film Cannes.

Bahkan 10 tahun berlalu, film tersebut masih mendapatkan kesempatan untuk tayang di Busan Internasional Film Festival. Berkat sepak terjangnya yang gemilang, Mouly Surya dianugrahi sebuah penghargaan bergengsi dari Kurosawa Akiwa Award. Sosoknya pun menjadi perempuan pertama yang meraih penghargaan tersebut.

Kamila Andini

Berikutnya juga ada Kamila Andini yang masuk ke deretan sutradara perempuan Indonesia berprestasi. Pada awal kariernya sebagai sutradara, Kamila menghasilkan karya berjudul "The Miror Never Lies" (2011). Film tersebut berhasil membawakan berbagai penghargaan bergengsi untuk kategori "Sutradara".

Berikutnya ia kembali mengukir prestasi yang lebih cerah di film "Sekala Niskala" (2017). Tak hanya diputar di Indonesia, film tersebut mendapatkan kesempatan diputar di Festival Film International Busan, Toronto, bahkan Asian Festival.

Tak hanya mendapatkan penghargaan dari dalam negeri, film ini juga mendapatkan penghargaan dari Asia Pacific Screen Awards dan Tokyo FILMeX International Film Festival. Sekaligus masuk ke dalam nominasi beberapa penghargaan Internasional. Lalu yang terbaru pada tahun 2021 lalu, karyanya yang berjudul "Yuni" juga berhasil meraih kemenangan di Festival Film Toronto.

Nan Achnas

Selanjutnya ada produser sekaligus sutradara perempuan Indonesia, Nan Achnas. Ia merupakan salah satu sutradara dibalik kesuksesan film "Kuldesak" (1998).

Selain "Kuldesak", ada karyanya yang populer dari dalam hingga luar negeri. Pada karyanya yang berjudul "Pasir Berbisik" (2001), ia berhasil meraih banyak penghargaan. Baik dari film maupun sebagai sutradara, beberapa di antaranya memenangkan Festival Film Asia Pacific dan Brisbane International Film Festival.

Nia Dinata

Lalu ada Nia Dinata yang terkenal dengan kemampuannya mengangkat isu-isu sensitif ke dalam film. Kepiawaiannya dalam menggarap topik sensitif dan dikemas menjadi karya yang apik tak perlu diragukan lagi.

Beberapa karyanya sukses tampil di mancanegara dan mendapatkan penghargaan Internasional, seperti pada "Arisan!" (2003), "Berbagi Suami" (2006), dan Arisan! 2 (2011).

Pritagita Arianegara

Selain itu, juga ada Pritagita Arianegara. Debutnya menyutradarai film "Salawaku" (2016) langsung membawanya ke berbagai macam penghargaan.

Tak hanya berhasil meraih penghargaan di dalam negeri, film tersebut masuk ke dalam 10 finalis kategori "Best Asian Future Award" di Tokyo International Film Festival (TIFF).

Berkat kerja kerasnya yang luar biasa tersebut, Pritagita dipercaya untuk menyutradari beberapa film maupun serial populer, seperti film "Surga yang tak Dirindukan 3" (2021), "Surga di Bawah Langit" (202'1), dan serial drama "Mendua" (2022)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading