Fimela.com, Jakarta Dian Sastrowardoyo diketahui merupakan seorang mualaf. Namun, kisah detail dirinya beralih keyakinan tersebut jarang diketahui publik. Sampai di podcast Denny Sumargo, pemeran yang akrab disapa Dian Sastro itu blak-blakan.
Dian pada podcast tersebut menjelaskan bagaimana dirinya yang memiliki keluarga yang multi agama. Ibunya merupakan seorang Katolik, sementara ayahnya besar sebagai Islam kejawen dan kemudian memeluk Buddha.
"Long story short. Nyokap gue Katolik, gue digedeinnya Katolik. Bokap gue Buddha, tapi dia digedeinnya Islam Jawa," kata Dian Sastrowardoyo memulai kisahnya mualaf.
Advertisement
Advertisement
Mulai Bertanya
Saat usia SMA, Dian Sastrowardoyo yang mulai tertarik dengan buku-buku filsafat akhirnya mulai mencari tentang agama. Ia berpikir apakah mungkin seperti ayahnya yang beralih ke Buddha setelah pencariannya.
"Kata nyokap gue yaudah, kamu cari aja. Oke, aku pelajarin semuanya. Dari Buddha, tapi kok pertanyaan-pertanyaan filsafat gue ga kejawab yah," ujar Dian.
Dian sendiri berikrar bahwa agama apapun yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya akan diikuti. Ia pun mencari dari satu agama ke agama lainnya. Sampai akhirnya pemeran Ratu Adil itu bertemu dengan Islam.
"Gue nyari di Buddha, Hindu, ternyata belum kejawab juga. Jadi ya mungkin jodoh-jodohan. Semuanya kupelajari. Sampai tante gue ngajakin, ikut pengajian ini yuk," ucap Dian Sastrowardoyo.
Terjawab Semua Pertanyaan
Dian Sastrowardoyo pun mencoba mengikut ajakan tantenya untuk mendengarkan pengajian Islam bernama seorang ustaz yang dipanggil Pak Rahmat. Kala itu, Dian dengan tanpa ekspektasi apapun, ikut ke pengajian.
"Gue tanpa ada ekspetasi apa-apa, ya, tanya ke pak ustaz, sebenarnya hidup buat apa sih. Lalu, dibukalah ada ayat Al Quran, terus pokoknya menjawab dengan sangat filosofis dan sangat logis," ucap Dian Sastro.
"Gue juga enggak nyangka ternyata kejawabnya sama pemuka agama Islam. Ada namanya Pak Rahmat, dan gue enak banget dengerin penjelasannya. Karena jarang loh nemu kayak pemimpin agama yang ngobrolnya nyambung gitu," lanjutnya.
Dian tak menyangka pertanyaannya bisa terjawab oleh seorang ustaz yang enak diajak berdiskusi."Nah, gue tuh harus dijawab pertanyaan-pertanyaan logika, walaupun akhirnya nanti perjalanannya enggak akan logika terus," imbuhnya.
Advertisement
Kesulitan Baca Al Fatihah
Dian yang kala itu sudah berusia 21 tahun pun kemudian melanjutkan untuk mendalami agama Islam. Salah satunya tentang salat. Di mana, untuk Salat harus bisa membaca surat Al Fatihah.
"Terus kata bapaknya (ustaz) 'Tergantung kamu mau sholat nggak 5 waktu?' (dijawab) 'Karena sekarang saya sudah tahu buat apa, saya mau deh'. Belajar deh gue besokannya hafalin Al Fatihah," ujar Dian Sastrowardoyo.
Tentu saja membaca huruf hijaiyah maupun melafalkan surat Al Fatihah yang berbahasa Arab, bukan hal yang mudah bagi Dian. Namun, ia berusaha untuk menghafal dan mempelajari arti dan maknanya.
"Ngafalin pakai buku SD tuh dan kalau gue ngafalin itu kan bahasa Arab susah ya di umur 21 tahun, gue ngafalin. Tapi yang membantu gue menghafal karena gue aktor, gue harus ngafalin artinya karena kalau enggak, gue nggak bisa menjiwainya kan," ucapnya.
"Jadi gue harus hafal artinya, jadi setiap kali gue melafalkan Arabnya gue bisa menjiwai artinya karena kalau nggak, gue akan sulit sekali menjiwai ibadah gue," paparnya.