Adik Mantan Presiden ke-3 BJ Habibie, Dikenal Sebagai Timmy Habibie Meninggal Dunia

Pada hari Minggu (21/01/2024), Ir. H. Suyatim Abdurachman Habibie atau yang lebih dikenal sebagai Timmy Habibie, meninggal dunia pada usianya yang ke-73 tahun karena menderita penyakit komplikasi, tepat pukul 16.45 WIB. ia merupakan adik kandung dari mantan Presiden Republik Indonesia ke-3, BJ Habibie. 

Mendiang Timmy Habibie adalah salah satu anggota dewan pembina The Habibie Center, bersama dengan kedua anak BJ Habibie, yakni Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Mendiang Timmy Habibie dilahirkan di Makassar pada tanggal 9 November 1950. Ia menempuh pendidikan di jurusan Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1977. Pada tahun 1978, mendiang Timmy Habibie menjadi pemilik dan Direktur Utama PT Timsco Indonesia.

Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), mengungkapkan bahwa mendiang Timmy Habibie dikenal sebagai penguasa yang ramah. Menurut keponakan mendiang, Echi Ismail, Timmy Habibie juga merupakan sosok om yang perhatian. Sementara itu, Tuti Roosdiono, besan dari Timmy Habibie, menyatakan bahwa ia dikenal sebagai sosok yang sangat baik dan bertanggung jawab.

Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie, atau yang lebih dikenal sebagai BJ Habibie, merupakan seorang pria kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Habibie pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia ke-3 selama 1,4 tahun, dan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7 selama 2 bulan.

B. J. Habibie adalah presiden Indonesia pertama yang lahir di luar pulau Jawa dan berasal dari etnis Gorontalo, Sulawesi. Garis keturunan ayahnya mencakup Kabila, Gorontalo, Bugis, sementara garis keturunan ibunya berasal dari Yogyakarta.

Ketika menikah, BJ Habibie yang lahir di Parepare pada tanggal 5 Juni 1936, berusia hampir mencapai 26 tahun. Sementara itu, Hasri Ainun yang lahir di Semarang pada tanggal 11 Agustus 1937, berusia 24 tahun.

Penghargaan bergengsi yang pernah diterima oleh Habibie termasuk Edward Warner Award dan Award von Karman, keduanya dianggap hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di tingkat nasional, Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan penghargaan tertinggi kepadanya, yaitu Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.

BJ Habibie mendapat julukan "Mr. Crack" karena keberhasilannya dalam memperkenalkan cara menghitung perambatan retak secara acak atau "crack propagation on random" pada pesawat terbang, bahkan hingga tingkat atom. Kontribusinya terhadap teori ini kemudian diakui dengan sebutan "teori crack propagation" atau lebih dikenal sebagai "teori Habibie."