Fimela.com, Jakarta Arsy Widianto telah tumbuh menjadi musisi muda yang berhasil memikat banyak orang dengan banyak karyanya. Di usianya yang kini menginjak 23 tahun, Arsy pun sudah menemukan jalan dan arah hidup yang akan ia tuju.
Hal tersebut disampaikan Arsy saat berbincang dengan FIMELA pada Agustus 2023 lalu. Dalam perbincangan hangat, Arsy mengungkap momen di mana sang ayah, Yovie Widianto, mengungkapkan rasa bangga pada dirinya.
"Aku ingat banget kalau itu pas pandemi, Kita ngobrol kayak 'Papa tuh bangga banget sama Arsy, melihat Arsy seperti sekarang ini, Arsy ada di jalan yang Arsy tuh sudah tahu Arsy seperti apa, mau langkahnya ke mana'," tutur Arsy mengingat momen tersebut.
Advertisement
Dalam kesempatan itu, Arsy pun menyebut di tengah kerja keras yang dijalani, dirinya tak memiliki keinginan muluk untuk selalu menjadi yang nomor satu, melainkan selalu melakukan yang terbaik dan menemukan kebahagiaan dari apa yang ia lakukan, dan hal itu telah ia sampaikan kepada sang ayah.
"Aku selalu bilang ke papa, kayak, 'Pa yang penting Arsy jadi orang yang baik dan bermanfaat untuk teman-temen Arsy saja. Itu udah cukup banget buat Arsy, karena melihat seperti itu saja sudah jadi kebahagiaan buat Arsy. Karena hidup ini kan, ya kita mencari kebahagiaan. Yang penting kita happy," tuturnya.
BACA JUGA
Berbicara tentang hubungan Arsy dengan Yovie, pelantun lagu Cintanya Aku itu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan sang ayah, dan begitu memengaruhi karakter pada dirinya. "Dia (Yovie) bukan tipikal yang (suka) marah-marah," ucap Arsy menggambarkan sosok ayahnya yang membantunya menjadi pribadi yang bijak.
"Menurut aku sebenarnya jadi baik saja enggak cukup, tapi bagaimana caranya kita jadi orang yang bijak. Bagaimana kita bijak dalam memilah-memilih suatu hal yang baik, karena ya itu balik lagi kan tadi, kita kan harus jadi orang yang bermanfaat dan baik. Itu sih sebenarnya yang selalu diajarin sama ayah ya," jelas Arsy.
Di tengah perjalanan kariernya, Arsy pun tak memungkiri jika ada beragam komentar miring tentangnya, termasuk soal privilege yang dimiliki sebagai putra dari musisi kenamaan tanah air. Menanggapi hal tersebut, meski terasa seperti beban, namun musisi yang juga pentolan band KIM itu menanggapinya dengan santai, dan mensyukuri apa yang Tuhan berikan padanya.
"Ya beban yang menyenangkan saja sih. Aku syukuri punya sebuah privilege dan hal yang enggak banyak orang yang bisa dapatkan tiap hari, bisa belajar (setiap hari dengan musisi andal). Aku nikmatin saja sih," ujar Arsy.
Bercerita tentang hal tersebut, Arsy mengungkap sang ayah paham betul tentang kesulitan yang harus dihadapi putranya. "Waktu itu, ayah pernah ngomong kayak 'Memang susah banget Sy jadi kamu karena ya, papa lahir dulu kan. Coba kalau misalnya papa yang lahir belakangan, papa bisa ngebayangin di posisi kamu, tapi ya nikmatin saja," kata Arsy mengingat momen tersebut.
Seiring berjalannya waktu, dengan kerja keras dan potensi yang dimiliki, Arsy kini telah menjadi musisi muda yang selalu dinantikan karyanya. Baru-baru ini Arsy pun menunjukan pesonanya yang beda bersama Gusty Pratama dan Rachel Rae lewat band barunya, KIM. Simak cerita lengkap Arsy Widianto bersama bandnya, juga tentang pandangan hidup, serta kisah bersama rekan duet dan lainnya dalam kutipan wawancara berikut ini.
Advertisement
Berkarya dan Memberikan Sesuatu yang Indah
Privilege yang dimiliki tentu menjadi nilai tambah tersendiri untuk Arsy, namun perlu diketahui jika pria kelahiran 26 November 1999 itu bisa mencapai titik saat ini juga dengan usaha kerasnya berlatih dan menimba ilmu dari banyak orang. Menariknya, soal berkarya dan berkarier di dunia musik, Arsy mengaku jika dirinya selalu ingin memberikan sesuatu yang indah, tak hanya untuk dirinya, tetapi juga orang-orang terdekatnya.
Banyak yang tidak tahu harus memulai dari mana, menurut kamu apa yang mesti dilakukan seseorang untuk terjun ke industri musik?
Di era digital sekarang kita bisa belajar dari mana saja, kalau bicara tentang musik aku tipikal orang yan semuanya aku pelajari. Untuk vokal saja, aku banyak banget belajar, sama Coach Indra Aziz pernah belajar, sama Kak Oki Jamalus pernah belajar, dan beberapa guru-guru lainnya juga. Jadi menurut aku, sebanyak-banyak mungkin kita perbanyaklah ilmu, karena dengan kita punya banyak ilmu, kita bisa jadi lebih maksimal lagi, dan kalau misal bicara mau mulai dari mana, ya mulai saja dulu, jalanin saja dulu, tentu akan banyak kesalahan, ada kekurangan, tapi dengan kita memulai kan kita bisa jadi tahu. Kerja keras kan tidak akan mengkhianati hasil.
Percaya saja, kalau misalnya kita sudah kerja keras, sudah berdoa, kita pasti akan mendapatkan sesuatu yang terbaik. Mungkin belum saat itu, belum ini, karena Tuhan sudah menyiapkan jalan yang terbaik. Jadi, janganlah meragukan kuasa Tuhan, nikmatin saja, yang penting kitanya kerja keras.
Apa yang membuat kamu merasa ingin terus menghasilkan karya?
Aku tuh anaknya sebenernya memang benar-benar pure punya ketertarikan bagaimana caranya aku bisa memberikan sesuatu yang indah, minimal untuk aku sendiri dan untuk teman-teman yang dekat sama aku dan juga orang-orang yang senang mendengar karya aku. Ya itu jadi inspirasi aku sih, mau sedikit mau banyak, aku selalu menghargai.
Makanya aku sama teman-teman, sama tim ArTi, fanbase aku, suka ngajak ketemu, kita suka makan bareng, sering ngumpul dan itu kedekatannya enggak sekadar kayak aku sama fans, tapi memang kisa sering ngobrol, bercanda bareng. Itu jadi salah satu semangat aku untuk terus berkarya, dan aku selalu senang melihat industri musik sekarang semakin maju di era digital, di mana banyak orang bisa berkarya dengan mudah.
Tapi jadi lebih banyak saingan, kan?
Tentu tantangannya ada banyak, karena semakin banyaknya orang bisa berkarya tentu kita harus mencari positioning dan yang jelas seperti apa. Tapi yang penting menurut aku di mana aku bisa berkarya dengan tulus dan dengan senang aku membuat sesuatu yang indah aja sih sebenernya, untuk efeknya hasilnya seperti apa misalnya hari ini aku alhamdulillah dapet total sekarang udah puluhan juta streaming terus ada lagu yang baru masih seratus ribu atau misalnya berapa, aku selalu merasa angka itu adalah pemberian dari Tuhan. Jadi maksudnya kayak mau sedikit mau banyak tetap aja dari satu persatu itu semuanya bermakna. Jadi kayak aku sih gak terlalu mikirin angkanya tapi yang penting bagaimana caranya karya aku bisa bermanfaat untuk orang lain.
Kamu memiliki banyak rekan duet, tapi beda teman duet pasti beda juga pendekatannya ya. Ada pendekatan seperti apa sih waktu kamu nyanyi sama Tiara, Ziva atau Jodi?
Mungkin kalau misalnya dibilang pendekatan, nggak ada yang terlalu spesifik harus kayak gini, harus kayak gitu, tapi lebih pendekatannya memang aku tuh senang ngobrol dan senang sharing sama teman dan mungkin dengan keterbukaan aku itu membuat temen-temen yang bekerja sama-sama aku menjadi nyaman mungkin ya
Rata-rata sih mereka bilang 'Enak banget deh cerita sama Arsy, ngobrol sama Arsy itu kayaknya didengerin' kayak gitu. Ya aku juga cuma jadi aku saja, mungkin itu yang menyebabkan enggak ada (pendekatan) spesifik harus kayak bagaimana sih sebenarnya.Â
Dari beberapa rekan duet, banyak yang merasa kamu sangat dekat dengan Tiara. Memang sedekat apa hubungan kamu dengan Tiara?
Memang bisa dibilang, sebenernya sama semuanya dekat. Tapi kalau kita lagi bicara soal Titi, memang dari awal setelah pencarian bakat langsung ketemu aku, ngobrol sama aku. Jadi memang proses kenal deketnya tuh lama dan sama keluarga, sama Papa Dedy, sama Mama Yosi, memang kita dekat sudah kayak keluarga jadinya.
Kebetulan sama-sama orang Jawa, jadi kayaknya tuh klik aja gitu. Kalo misalnya Titi lagi kenapa, ya kadang cerita pun sama aku, begitu pun sebaliknya. Aku sering banget juga cerita tentang aku lagi kayak gini nih, ya tapi memang sudah kayak saudara saja jadinya.
Ada rencana kolaborasi bareng dengan Tiaram Jodi dan Ziva, dalam satu karya kah?
Itu ada kepikiran, aku ada kepikiran kayak membuat sesuatu lagi yang baru dan kalau misalnya bicara menyatukan akan ada kerjaan. Aku ada buat karya untuk ya ada beberapa orang, nanti ya ditunggu aja hehehe.
Bahagia Berkarya
Bicara soal kebahagiaan, apakah kamu merasa bahagia saat menulis atau menciptakan karya?
Bahagia. Aku pribadi sering sekali menulis, sering sekali kayak iseng saja gitu, karena buat aku menulis lagu itu kan harus latihan terus ya, dan aku enggak menargetkan apa-apa sih sebenarnya.
Aku kan baru banget di dunia songwriting, masih belajar lah, ya Alhamdulillah kemarin dapat kesempatan sekitar setahun dua tahun yang lalu, aku buat lagu, buat karya untuk sahabat aku Tiara Andini untuk lagu Menjadi Dia dan Merasa Indah, senang banget bisa dapat kesempatan seperti itu dan ya sekarang lagi ada beberapa kerja sama lagi juga. Jadi menyenangkan sih, aku membuat sesuatu tuh rasanya kayak bisa mencurahkan lagi dan lagi dan banyak gagalnya juga kok saat menulis lagi.
Arsy saat ini sudah jadi salah satu musisi populer Indonesia. Sebenarnya apakah ini memang yang ingin kamu jalani atau ada cita-cita lain?
Kalau cita-cita dari kecil mungkin, karena ya jujur sangat bersyukur and privilege banget bisa ada di lingkungan musisi dari kecil ya. Ya melihat kakak-kakak Kahitna, melihat kakak-kakak Yovie & Nuno dan itu menjadi inspirasi aku juga, selain bertemu dengan Bung Glenn dan musisi-musisi hebat lainnya yang membuat aku merasa senang sekali ada di dunia permusikan ini.
Di dunia seni aku punya ketertarikan sendiri dan punya kesenangan sendiri ketika melihat proses di belakang layarnya, seru ya rekaman, seru ya kita latihan, seru ya kita bertemu ini, bertemu itu, sharing seperti itu sebenarnya yang bikin senang.
Jadi memang kalau bicara cita-cita, aku tidak pernah yang benar-benar ngomong ingin jadi ini, tapi dari kecil aku punya ketertarikan. Kalau enggak salah ingat banget pertama kali aku naik ke panggung, aku nemenin ayah itu pas umur 4 tahun, lagi di suatu acara terus aku duduk aja di sampingnya, seneng banget rasanya, karena melihat teman-teman pada nyanyi-nyanyi, kayak gitu tuh kayak ada kebahagiaan tersendiri aja gitu rasanya.
Â
Orang lain melihat kamu sebagai sosok yang kalem dan bertalenta, namun ada kah sisi lain dari diri kamu yang belum ditunjukan kepada publik?
Memang pada dasarnya emang aslinya gini juga sih. Aku ketika sama orang yang sudah mulai dekat, baru benar-benar kelihatan serunya. Jadi aku aslinya tuh memang kalem kayak begini, tapi memang teman-teman dan sahabat-sahabat aku pada tahu sebenarnya yang paling jahil di antara mereka tuh aku. Aku kadang suka ngerjain, enggak tahu kenapa, kayaknya nurun dari papa deh.
Kalian tahu Papa kan pendiem banget juga ya, tapi kalo sudah di lingkungan terdekatnya tuh jahilnya MashaAllah parah. Tapi ya mungkin itu jadinya nurun, kayak aku kadang pernah ngerjain Gusti, ngerjain Rachel, atau Titi juga kadang aku isengin.
Tapi sebagai figur publik, kamu pernah merasakan tekanan untuk menjadi seperti ini dan itu atau sesuatu yang spesifik?
Rasanya enggak. Karena kebetulan aku orangnya bukan yang terlalu dalem gitu (saat baca komentar), aku selalu baca dan selalu jadikan pembelajaran. Misalnya ada kritikan atau masukan, ya aku ambil baiknya.
Saat ini media sosial kan tidak hanya digunakan untuk menunjukan popularitas, tetapi juga untuk berbagai hal termasuk pekerjaan. Bagaimana kamu menggunakan media sosial?
Kalau boleh jujur, sebenernya aku anaknya enggak main sosmed banget. Bisa dilihat Instagram aku tuh enggak terlalu aktif, dan sebenarnya ada yang pegang Instagram aku juga untuk beberapa post kerjasama. Aku memang lebih senang bertemu kayak gini.
Terkahir, pesan untuk Sahabat Fimela.
Untuk Sahabat FIMELA jangan patah semangat, bekerjalah sekeras mungkin, berdoanya juga yang banyak, tapi percayalah Tuhan sudah menyiapkan jalan yang terbaik buat kita. Boleh kita merasa ada sedikit down, itu wajar. Kita manusia ada kalanya kita naik turun. Tapi percayalah bahwa Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Maha Hebat, yang penting kita kerja keras dan belajarlah sebanyak-banyaknya. Itu sih yang selalu aku percaya. Aku sampai detik ini aku masih belajar. Aku ketemu teman-teman yang ada di sini juga aku belajar. Jadi, mau bagaimana pun itu kita harus belajar dari semuanya.