Fimela.com, Jakarta Cukup lama berakting di layar kaca, aktris Haico Van Der Veken mulai melebarkan karirnya ke dunia layar lebar. Yang terbaru, perempuan 21 tahun itu dipercaya menjadi pemeran utama dalam sebuah film berjudul Nona Manis Sayange. Di film yang bergenre drama komedi tersebut, Haico dipercaya untuk memerankan karakter bernama Sika.
Saat konferensi pers, Haico mengatakan jika alasannya mau terlibat dalam film yang disutradarai oleh Hestu Saputra itu lantaran tema yang diangkat. Tak cuma kuat dalam hal cerita, film produksi PUTAAR Film itu juga mengangkat kearifan lokal dari Nusa Tenggara Timur, mulai dari budaya sampai keindahan alam yang ada.
"Kenapa aku mau main sini, karena dia bawa budaya Labuan Bajo. Ini tantangan buat aku jadi orang Bajo, sementara aku nggak ada pengalaman sama sekali. Aku juga baru belajar logat NTT yaa, itu menarik sih," kata Haico Van Der Veken di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Sulit Belajar Dialeg
Merasa tertantang, Haico pun melakukan beberapa upaya untuk mendalami karakternya sebagai perempuan asli dari Labuan Bajo dengan serius. Salah satu cara yang dilakukan agar dialegnya terkesan natural ialah banyak bertukar pikiran dengan warga setempat dimana film tersebut menjalani proses syuting.
"Untuk dialeg, cara yang dipelajari, aku di luar take ngobrol pakai dialeg Bajo, terus diajarin sama orag Bajo asli juga gimana dialeg di sana. Kita juga diajarin kebiasaan-kebiasaan di sana," bebernya.
Angkat Budayanya
Tak hanya cerita drama pada umumnya, film Nona Manis Sayange juga dibuat dalam rangka memperkenalkan budaya Labuan Bajo ke khalayak ramai. Selama ini identik dengan keindahan alamnya, Labuan Bajo juga ternyata punya tradisi unik tentang uang mahar (belis), yang masih terus berjalan sampai saat ini.
Maka dari itu, DR Ngadiman yang bertindak sebagai Eksekutif Produser merasa terpanggil untuk mengenalkan lebih jauh adat dan budaya Labuan Bajo sambil mempromosikan pariwisata di daerah tersebut.
"Latar belakang kami membuat film ini adalah untuk memperkenalkan adat dan budaya NTT, khususnya Labuan Bajo yang mana keindahannya sangat mempesona dan lagi menjadi perhatian banyak turis, tapi adat dan budayanya belum maksimal diketahui banyak orang," katanya.