Fimela.com, Jakarta Berawal dari cuitan berseri di Twitter, KKN di Desa Penari sukses melesat jadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Semua itu berawal dari cerita sesosok misterius bernama SimpleMan.
Nama tersebut tentunya adalah nama samaran untuk menutupi identitas asli sang penulis. Terlepas dari kesuksesannya di film dan buku dari cuitannya, ia tak ingin menampakkan wajah untuk publik.
Sosok SimpleMan akhirnya muncul di kanal YouTube Raditya Dika secara langsung. Sebelumnya ia sempat menjawab beberapa pertanyaan melalui voice note, dan kini ia benar-benar datang.
Advertisement
Advertisement
Cerita SimpleMan di Balik KKN di Desa Penari
Di kanal YouTube Raditya Dika, SimpleMan menceritakan awal mula lahirnya cerita KKN di Desa Penari yang berujung viral. Semua berawal dari hobinya menulis cerita. Ia mengaku sebelum di Twitter, sempat juga memposting di Facebook.
"KKN di Desa Penari itu sebenarnya nggak dibuat untuk viral. Itu saya buat sekadar untuk berbagi seperti cerita-cerita sebelumnya," tutur SimpleMan.
Dari video yang tayang 11 Juli 2023 itu diketahui juga bahwa SimpleMan saat menulis cerita itu merupakan seorang pekerja pabrik. Ia hanya bisa mengatakan ia berasal dari Jawa Timur. Lantas kenapa ia tak membuka jati dirinya?
Alasan Tak Ungkap Identitas
Banyak asumsi berkeliaran sejak meledaknya cerita KKN di Desa Penari. SimpleMan sempat diduga sebagai tokoh yang sengaja dirancang MD Pictures untuk peluncuran film terlaris itu. Bahkan Raditya Dika juga dituding terlibat dalam 'strategi marketing' itu.
"Nggak ada sama sekali, nggak bener itu," tegas SimpleMan merespon tudingan liar di media sosial.
Terkait identitas, SimpleMan merasa belum siap untuk membukanya ke publik. "Mungkin karena saya masih takut, masih grogi. Banyak ketakutan saat saya menunjukkan diri," ungkapnya.
"Mungkin belum saatnya, karena saya ada pertimbangan mungkin ini nggak sebanding. Kalau saya muncul mungkin dapat popularitas, tapi bagi saya itu belum sebanding," kata SimpleMan.
Advertisement
Dapat Ancaman
Selama ini SimpleMan juga mengaku kerap dapat ancaman dari berbagai pihak. Alasannya, ia dianggap memanfaatkan musibah dan tragedi orang jadi lahan uang.
"Sering diancam, bahkan sampai menyangkut nyawa. Kalau saya sendiri mungkin masih nggak apa-apa, tapi orang di sekitar saya juga kena dampaknya," kata sang penulis misterius.
Namun pria asal Jawa Timur itu mengungkap jika ia tak menerima sepeser pun royalti dari buku KKN di Desa Penari. "Ditawari lagi setengahnya, saya tetap nggak ambil, sepeserpun nggak saya ambil," katanya.