Fimela.com, Jakarta Netflix merayakan Hari Perempuan Internasional yang jatuh di bulan Maret dengan menggelar Reflection of Me pada Kamis (16/3/2023) lalu, sebuah acara yang dihadirkan untuk mengapresiasi sineas perempuan yang telah memberikan pengaruh positif juga keterlibatannya di industri kreatif Asia Tenggara.
Dihadiri lebih dari 200 peserta dari mulai dari influencer, komunitas film dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, juga rekan media, Reflection of Me juga menghadirkan diskusi menarik di mana panelisnya adalah sineas perempuan Asia.
Akktir dan jurnalis Marissa Anita hadir sebagai moderator, kemudian kursi panelis diisi oleh kritikus film Anupama Chopra dari India, penulis naskah Eirene Tran Donohue asal Vietnam-Irlandia, sutradara Kamila Andini dari Indonesia, kemudian Sutradara Marla Archeta dari Filipina, serta aktris, sutradara, produser, dan penulis Manatsanun ‘Donut’ Phanlerdwongsakul asal Thailand.
Advertisement
Dalam kesempatan tersebut, para panelis pun berbagi banyak hal tentang pengalaman mereka membingkai dan menghadirkan gambaran perempuan autentik di layar industri kreatif. Tak hanya itu, mereka juga berbagi cerita dan pengalaman bagaimana melibatkan banyak perempuan di industri kreatif, baik di depan maupun di belakang layar.
Advertisement
Gambaran Perempuan
Dalam kesempatan tersebut, sutradara Kamila Andini menyebut bahwa karakter perempuan yang ia hadirkan tak hanya hadir dengan kelemahannya, tetapi juga kekuatan yang besar, sebagaimana perempuan selalu dibebani dengan ekspektasi besar dari orang-orang di sekelilingnya.
“Selalu ada ekspektasi yang besar terhadap perempuan, entah menjadi ibu atau istri yang sempurna, menjalani hidup sesuai dengan harapan orang di sekelilingnya, atau menjadi figur yang diinginkan orang lain. Namun saya paham betapa sulitnya untuk mencoba menjadi diri yang berani membuat pilihan untuk kita sendiri. Itu mengapa karakter-karakter saya tidak pernah sekadar hitam dan putih, mereka punya kelemahan tapi juga kekuatan,” tutur Kamila Andini.
Tak Hanya Stereotipe
menyinggung proses kreatif dalam film, Manatsanun Phanlerdwongsakul menyebut bahwa para kreator kini memiliki kesempatan yang lebih luas dalam menghadrikan karakter perempuan, di mana tak hanya fokus terhadap stereotipe, tetapi juga sisi lain perempuan yang beragam di saat bersamaan.
“Semakin banyak pintu yang terbuka bagi karakter perempuan Asia. Contohnya, ketika saya menonton film atau serial yang menampilkan perempuan Asia, karakter yang tampil adalah ibu konservatif atau anak perempuan yang memberontak kepada keluarganya. Produser dan penulis punya peran untuk menghasilkan karakter yang lebih beragam, bukan hanya stereotipe.”