Fimela.com, Jakarta Boy From Heaven menjadi salah satu film yang akan berlaga di ajang penghargaan bergengsi Oscar 2023. Ajang tersebut rencananya bakal dihelat pada Maret 2023. Dan film tersebut pun bakal tayang di Indonesia menyambut gelaran Oscar 2023.
Boy From Heaven dirilis di kawasan Amerika Utara dengan judul Cairo Conspirasy. Film ini mewakili Swedia di ajang Oscar 2023 kategori Film Fitur Internasional Terbaik. Sayang, karya sineas Tarik Saleh ini gagal menembus nominasi. Meski begitu, bukan berarti film ini tidak menarik.
Boy From Heaven dengan performa menjanjikan dari Tawfeek Barhom dan Fares Fares salah satu film penting tahun ini. Menegangkan dengan tuturan rapi plus isu aktual soal wajah Islam dalam pemerintahan Mesir.
Advertisement
Advertisement
Prestasi di Cannes 2022
Sekadar diketahui, film ini meraih dua piala di Festival Film Cannes 2022 termasuk Skenario Terbaik. Film Boy From Heaven tayang di Indonesia secara legal di platform streaming KlikFilm.
Film ini mengisahkan tentang Adam Taha (Tawfeek Barhom) yang tinggal di kampung nelayan kawasan Manzala datang ke masjid. Imam Desa (Hassan El Sayed) memberinya sepucuk surat berisi kabar bahagia, diterima di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
Tiba di sana, Al Azhar dalam fase genting. Pasalnya, Imam Besar meninggal dunia. Kabar ini sampai ke telinga Pemerintah. Mereka menghendaki Imam Besar pengganti adalah Omar Beblawi (Jawad Altawil) sementara para akademisi melirik Al Durani (Ramzi Choukair).
Perang kepentingan terjadi. Suasana makin kacau setelah agen Pemerintah di lingkungan kampus, Zizo (Mehdi Dehbi) mengaku kepada atasannya, Kolonel Ibrahim (Fares Fares), bahwa identitasnya sudah ketahuan. Ia akan mencari agen pengganti.
Pilihan jatuh kepada Adam. Zizo mendekati Adam. Hubungan mereka menghangat. Apes, beberapa hari kemudian, Zizo tewas ditusuk belati oleh sejumlah pria. Ibrahim lantas merekrut Adam untuk mengecek siapa sang eksekutor.
Kisah Menarik
Salah satu petinggi Al Azhar yang paling disegani, Syekh Negm (Makram Khoury) alias Syekh Buta mengaku membunuh Zizo. Pemerintah makin gerah karena tahu persis bukan dia pelakunya. Apa motif di balik semua ini?
Isu sesensitif ini dieksekusi Tarik Saleh dengan cermat lewat pemilihan pemain yang pas. Secara fisik, Tawfeek Barhom merefleksikan pemuda kebanyakan. Wajahnya tampak awam, dihadapkan pada posisi nyaris tak punya pilihan ia mencoba mempelajari pola intrik.
Ritme cerita Boy From Heaven cenderung lambat. Ini tak lantas membuat penonton terlelap. Rahasianya, terletak pada detail tarik ulur karakter utama pada pihak yang diduga terlibat pembunuhan. Di sana, ada momen saling curiga, kucing-kucingan. Ini sangat menegangkan.
Disajikan dalam emosi tenang namun dalam, tanpa nada tinggi apalagi mata mendelik. Babak akhir Boy From Heaven adalah salah satu ending film terbaik tahun ini.