Fimela.com, Jakarta Pemain film Kawin Laris, Hanna Natasya Maria Mirdad atau yang akrab disapa Nana Mirdad, dikenal juga dengan gaya hidup sehat Nana sebagai health enthusiast. Mulai dari pemilihan makanan, rutin berolahraga, hingga mengatur work-life balance.
Selain gaya hidup sehat yang dianutnya, ibu dari dua anak ini juga memiliki gaya parenting-nya sendiri. Baru-baru ini Nana membagikan pengalamannya menjadi orang tua terkait bagaimana dan seberapa penting orang tua harus dapat menangani emosi seorang anak dengan benar.
“Kepikiran gara2 abis liat dua video yang bener2 berbeda dalam handle emosi anak,” curhat Nana yang melatari dirinya untuk berbagi cerita melalui Instastory akun Instagramnya, nanamirdad_.
Advertisement
Advertisement
Memberi Kebebasan Kepada Kedua Anaknya
Melalui unggahan Instastorynya tersebut, Nana mengatakan dirinya dan sang suami, Andrew White, selalu memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan kedua anaknya sendiri dan ruang yang terbuka untuk mereka dapat mengatakan apapun yang kedua anaknya rasakan tanpa menghakimi pilihan dan perasaan mereka.
Menurut Nana, penting untuk orang tua membuat anak-anaknya dapat berpikir dan menentukan pilihannya sendiri, bukan hanya selalu mendikte anak untuk melakukan sesuatu.
Tidak Ada Tawar-Menawar Soal Kedisiplinan
Walau kedua pasangan tersebut memberikan ruang yang luas untuk kebebasan kedua anaknya, Nana juga mengaku pernah marah pada buah hatinya lantaran menurut Nana dan Andrew, saat kedua anaknya harus didisiplinkan maka dirinya harus tegas terlepas dari kebebasan yang diberikan.
“When it comes to discipline, ngga ada tawar menawar. Rewards dan responsibility harus selalu seimbang,” tulis Nana.
Advertisement
Menerima Emosi Seorang Anak Tanpa Menghakimi
Tak hanya sembarang mendisiplinkan dan memaksa menerima, menurut Nana, seorang anak juga harus tahu alasan dibalik larangan yang diberikan sehingga tidak membingungkan emosi anak.
Tidak menghakimi dan meremehkan emosi seorang anak juga penting untuk Nana sebab menurutnya, bukan tempat siapapun untuk secara berlebihan mengatur emosi seseorang.
“Bukan tempatnya kita untuk over controlling their emotion dan bilang kalau emosi mereka ngga valid untuk didengarkan,” pungkasnya.