Fimela.com, Jakarta Titi DJ menepati janjinya untuk kembali meng-update kabar setelah menjalani operasi anti-aging di Korea Selatan. Penyanyi berusia 56 tahun itu menceritakan tentang alasan melakukan antiaging surgery sampai bagaimana rasanya menahan sakit selama operasi.
Titi mengatakan jika sesaat setelah operasi, yang dirasakan bukanlah sakit, karena ia masih dalam pengaruh pain killer. Namun, sensasi yang lebih mendominasi adalah rasa ketarik di muka, leher, sampai bawah kuping.
“Rasanya aneh, tapi bukan sakit,” tulis Titi DJ mengawali ceritanya di akun Instagram @ti2dj.
Advertisement
Lanjut hari kedua setelah operasi, Titi sudah boleh meninggalkan rumah sakit tempat ia operasi. Dan mengingat di hotel yang terletak persis di sebelah rumah sakit.
Kegiatan hari kedua hanya di hotel, istirahat, tidur, dan makan. Makanan pun diresepkan khusus dengan memperbanyak olahan labu.
“Selain bekal obat-obatan, aku makan pumpkin juice, pumpkin puree, dan minuman protein,” lanjut Titi.
Advertisement
Gaya Hidup Memengaruhi Proses Penyembuhan
Di hari ke-3, Titi kontrol ke rumah sakit untuk membuka perban-perban yang membebat mukanya. Menurut dokter, kondisinya bagus meski wajah masih bengkak, hanya sedikit memar di tengah alis, kuning di pupu, dan merah di leher kiri, dan akhirnya diperbolehkan melepas perban.
“Terima kasih untuk gaya hidupku yang tidak merokok dan minum alkohol. Jadi aku minim lebam dan memar. Alhamdulillah,” lanjutnya.
Mulai hari ke-4 sampai hari ke-7, Titi sudah bisa menghirup udara luar. Udara Korea yang dingin karena sedang winter diklaim membantu proses pemulihan wajahnya.
Saatnya Lepas Jahitan
Hingga sampai pada hari ke-7, akhirnya mulau pelan-pelan lepas jahitan. Dimulai dari jahitan di bawah mata.
“Rasanya seperti kalau alis kita lagi dicabut, hehehe,” ujarnya.
Hari ke-8, Titi sudah berhenti minum obat. Namun, ia tetap minum jus labu dan makanan mengandung labu lainnya.
“Bisa 5x sehari, karena untuk bantu cepat kempes juga. Nah, di sini mulai timbul sesekali rasa sakit, tapi cuma 2-3 detik. Dan masih bisa ditahanlah sakitnya,” lanjut Titi.
Hingga akhirnya sampai pada hari ke-14, jahitan di kepala dan kuping akhirnya ikut dilepas. Titi menggambarkan rasa sakit seperti rambut yang sedang dicabut helai demi helai.
“Cetit-cetit gitu. Tapi lagi-lagi masih bearable, lah,” tutupnya.