Fimela.com, Jakarta Aktris Wulan Guritno berbagi cerita tentang project terbarunya di seni peran yang sempat membuat publik heboh berjudul Open BO. Bukan tanpa alasan, dalam materi promosi yang beredar, ibu dari tiga orang anak itu tampak tampil menggoda menggambarkan perannya sebagai wanita panggilan. Terkait hal itu, Wulan Guritno pun angkat bicara.
Soal poster promosi yang menampilkan lekuk tubuhnya sambil duduk membelakangi kursi, Wulan Guritno menilai tak ada yang aneh. Proses penggarapannya pun dilakukan seperti lazimnya pemotretan dengan trik-trik khusus agar gambar yang dihasilkan tampak menarik untuk bahan promosi.
"(Poster promosi) Ya harus (menarik), dan hasilnya tidak seperti proses pembuatan. Proses pembuatannya ya normal-normal aja. Aku duduk di belakang kursi, meluk, ya udah gitu aja," kata Wulan Guritno di Hotel Kempinski, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2023).
Advertisement
Advertisement
Soal Adegannya
Senada dengan posternya, beberapa scene erotis yang ada dalam serial original produksi Vidio itu pun diambil dengan beberapa pendekatan yang tak sama seperti apa yang disaksikan publik. Menurutnya, ada trik-trik khusus dalam pengambilan gambarnya yang membuat karakter Mawar yang ia mainkan tampak begitu menggoda.
"Apa yang kalian lihat itu bahasa gambar. yang harus kalian tahu, film itu dibuat dengan berbagai trik, jadi apa yang dilihat belum tentu apa yang dilakukan. Untuk adegan seperti itu tuh kita ditanya nyamannya seperti apa, batasannya apa, yang penting scene-nya itu tersampaikan. Jadi semuanya aman, melihat gambar belum tentu seperti gambar (nyata), itu hanyalah buatan orang film," paparnya.
Semacam Koreografi
Dan, meski diakui memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena dituntut untuk memberikan sensasi visual yang real, namun perempuan 41 itu menuturkan ia dan lawan mainnya berusaha tetap profesional. Terlebih, untuk setiap scene-nya, mereka terlibat diskusi yang cukup panjang untuk terlihat maksimal di depan kamera.
"Jujur, waktu melakukan itu ngakak dan memang itu beneran trik, jadi lebih ketawanya kayak koreo, akrobat agar terlihat begitu, terlihat real, believeable, karena kan kita mau menggambarkan adegan itu, agar tidak melakukan secara sesungguhnya gimana, koreonya gimana, penempatan posisi dan lain sebagainya," tutur Wulan Guritno.
"Nyamannya Wulan gimana, Winky gimana, yang harus disampaikan oleh cerita di tokohnya begini, adegannya gini, kemudian diskusi bersama supaya penonton believeable, itu makanya kita nyamannya dengan trik. Jadi harus terlihat seperti berdekatan, menempel, tetapi kan kita tidak begitu," pungkasnya kemudian.