Sukses

Entertainment

Sepi Job hingga Jual Aset, Kadir Srimulat Banting Setir Jualan Soto Kudus untuk Bertahan Hidup

Fimela.com, Jakarta H. Mubarak atau lebih dikenal dengan Kadir Srimulat, salah satu artis senior. Tidak hanya dikenal sebagai pelawak, artis kelahiran Lumajang, Jawa Timur 70 tahun silam itu juga banyak membintangi film layar lebar. Selain itu, ia juga banyak terlibat di sinetron sejak tahun 1997.

Terlahir dari ibu keturunan Jawa dan ayah keturunan Arab. Sejak umur 11 tahun, ia sudah menjadi anak yatim. Mengawali karier melawaknya dengan bergabung grup lawak Srimulat. Namanya pun melejit dengan Kadir Srimulat.

Salah satu ciri khas yang melekat adalah logat Madura. Padahal, ia bukan orang Madura, hanya saja masa kecilnya di Bondowoso. Kadir pernah hidup di antara orang-orang Madura. Logat tersebut dimulai sejak tahun 1987 saat ia membintangi film Cintaku di Rumah Susun. Puluhan judul film telah dibintanginya bersama Doyok. Selain itu, ia juga banyak terlibat di layar kaca.

Lama tak terdengar kabarnya, Kadir banting setir dengan membuka usaha di bidang kuliner. Kadir yang sering dipasangkan dengan Doyok itu membuka soto kudus di kawasan Bekasi. Menurutnya, hal tersebut dilakukan setelah sepi job dan sakit jantung yang pernah di deritanya sejak tahun 2002 hingga 2007.

Berikut beberapa potret Kadir jualan Soto Kudus di kawasan Galaxy, Bekasi, Jawa Barat.

Kepada Maia Estianty yang datang ke tempat jualannya, Kadir menceritakan awal mulanya hingga akhirnya merintis usaha dengan membuka Soto Kudus. Suasana Soto Kudus H. Kadir yang berada di kawasan Bekasi. Tampak ada beberapa meja dan kursi untuk para pembeli.

Maia Estianty saat menyambangi restoran milik Kadir yang dirintis sejak enam tahun silam. Sebelumnya, ia juga pernah membuka di tempat lain, namun gagal.

Pemeran dalam film Cintaku di Rumah Susun (1987) itu menceritakan perjalanan hidupnya hingga akhirnya menjual banyak aset untuk pengobatan dan merintis usaha untuk menyambung hidup.

'Pada awal saya kena jantung itu setelah 5 tahun saya vakum. Dari tahun 2002 saya kena jantung sampai 2007. Kena jantung itu, saya vakum. Akhirnya setelah saya jual aset yang terakhir itu saya buat pasang ring,' kata Kadir dilansir dari kanal MAIA ALELDUL TV.

Sepinya job pernah dirasakan Kadir. Bahkan, dalam satu bulan hanya mendapatkan satu atau dua job saja. Setelah pasang ring, ia memikirkan untuk mencari pendapatan selain sebagai pelawak. Setelah bicara dengan istri, akhirnya mengudang koki untuk belajar masak.

'Paling satu bulan saya dapet job itu cuma satu kali, dua kali. 28 (hari) banyak nganggurnya, mau kemana saya, padahal saya harus aktif ya. Masih kuat masih ini. Akhirnya saya berunding sama istri, ayo kita buka warung. Buka warung di Pondok kelapa,' kata Kadir.

Nama besarnya tidak menjamin bisa langsung sukses. Ia juga pernah merasakan bangkrut. Sebelumnya, ia menyewa lahan di parkiran. 6 bulan berjalan, kokinya pergi. Istri belum bisa masak, dan berakhir bangkrut.

Setelah itu, ia juga pernah mencoba jualan bebek dan ayam, namun juga tak berlangsung lama. Ia kemudian membuka warung Soto Kudus. Dengan ikhtiarnya, mencari orang untuk mengajari istrinya membuat Soto Kudus. Hingga kini, usahanya tersebut tetap berjalan dengan beberapa karyawan.

'Soto Kudus ternyata jalan. Saya buka lagi di Jatibening. Di Jatibening aja ada sampe 10 tahunan,' ujar Kadir.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading