Fimela.com, Jakarta Ziva Magnolya, penyanyi pendatang baru ini baru saja merilis album perdana bertajuk Magnolya. Mengusung namanya sendiri, album ini menjadi salah satu perwujudan cita-cita Ziva. Tak hanya dinanti oleh penggemar, album ini pun menjadi sebuah penantian yang begitu ingin dihadirkan penyanyi 21 tahun itu.
Nama Magnolya sendiri dipilih sebagai judul album bukan tanpa alasan. Ya, album ini menjadi sebuah penegasan juga penanda akan sesuatu yang dinantikan oleh Ziva telah terealisasi. Selain itu album iini juga menjadi wujud eksistensi Ziva di industri musik yang dikemas dalam sebuah album dengan namanya sendiri,
Album Magnolya terdiri dari delapan lagu, yang lima di antaranya telah dirilis dalam bentuk single sebelumnya, termasuk "Tak Sanggup Melupa #TerlanjurMencinta" yang menjadi single perdana Ziva Magnolya yang dirilis pada 26 Juni 2020 lalu, "Mata-Mata Harimu", “Sampai Kapan”, “Terlukis Indah” yang berduet dengan Rizky Febian, serta “Peri Cintaku” yang belum lama ini dirilis, tepatnya pada April 2022 lalu. Lagu “Peri Cintaku” mendapatkan respon yang sangat baik, menduduki trending #1 di YouTube dan mencapai posisi top 3 di berbagai chart.
Advertisement
Advertisement
Tiga lagu baru
Selain lima lagu yang telah dirilis sebelumnya, di album Magnolya ini juga terdapat tiga lagu baru yang belum pernah dirilis atau diperdengarkan di publik sebelumnya. Tiga lagu itu adalah “Munafik”, “Bahagia?”, dan “Pilihan yang Terbaik”.
Lagu Munafik ditulis sendiri oleh Ziva Magnolya bersama SOIN. Menceritakan kisah penantian dari sebuah percintaan yang entah sampai kapan karena tidak adanya sebuah kepastian. Untuk aransemennya, lagu ini mengambil warna musik pop ballad yang sendu dengan dibungkus instrumen piano dan strings section yang menjadikannya lebih syahdu untuk didengar.
Sedangkan untuk lagu “Bahagia?” mengambil nuansa musik yang upbeat, pop ceria yang nyaman untuk didengarkan. Walaupun sebenarnya, lagu yang juga diciptakan Ziva dan SOIN ini bercerita tentang kondisi patah hati seseorang yang ditinggal pasangannya. Terakhir, ada lagu “Pilihan yang Terbaik” yang ditulis oleh Seto Bramana. Ini menjadi salah satu lagu cinta bernuansa sedih dengan cerita tentang akhir dari sebuah hubungan. Sesuai dengan ceritanya, lagu ini dikemas dengan sangat apik. Penempatan instrumen cello di beberapa bagiannya menjadi sebuah pemanis yang pas dari sebuah lagu cinta yang sangat indah.