Fimela.com, Jakarta Aktor Adipati Dolken dan Della Dartyan kembali dipasangkan dalam sebuah project layar lebar. Kali ini, keduanya menjalin kisah terlarang dalam film berjudul Kambodja.
Film Kambodja sendiri disutradarai oleh Rako Prijanto dan mulai tayang di KlikFilm pada 13 Mei mendatang. Selain membahas tentang cinta terlarang, film produksi Falcon Pictures itu juga mengambil setting waktu di era tahun 1950an, dimana hubungan yang terjadi digambarkan secara simbolis.
"Kenapa pilih set jaman tahun 1955, dulu kan nggak ada sosmed jadi saya rasa lebih seru, lebih puitis. Tapi film ini jadi menarik karena karakternya di sini introvert, jadi lebih bicara soal rasa, mereka jarang bicara. Disini tuh cinta mereka tuh simbolis. Jadi ngomongnya tuh dari masakan, kerlingan mata, bahasa isyarat," kata Rako Prijanto di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (11/5/2022).
Advertisement
Advertisement
Jalan Cerita
Secara garis besar, film Kambodja bercerita tentang pasangan suami istri, Danti (Della Dartyan) yang merupakan seorang pekerja di perpustakaan dan Sena (Revaldo) yang aktif dalam sebuah partai politik. Mereka tinggal di sebuah indekos yang juga dihuni Bayu (Adipati Dolken), seorang penulis lepas kolom opini dan cerita pendek di surat kabar dan istrinya yang merupakan seorang biduan, yakni Lastri (Carmela van der Kruk).
Indekos tersebut mulai terlihat sepi karena Sena dan Lastri sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Oleh karena itu, pasangan mereka, Danti dan Bayu, kerap bertemu dan memulai perselingkuhan tanpa disadari.
"Yang menarik kita nggak ada physical touch, jadi kiasan-kiasan yang bikin menarik," kata Della Dartyan.
"Jadi lebih kayak ada tembok gede banget, ada jarak tapi ada metafor. Jadi berjarak tapi dalam gitu," timpal Adipati Dolken.
"Kenapa judul Kambodja? Karena mereka (Bayu dan Danti) punya tempat sakr!l di bawah pohon Kambodja. Mereka nunggu, kadang ketemu. Dua orang yang jatuh cinta tapi cinta terlarang, melakukan cintanya itu di luar rumah," papar Rako kemudian.
Tantangan
Meski sudah beberapa kali terlibat dalam sebuah produksi bersama, baik Adipati Dolken maupun Della Dartyan sepakat jika film Kambodja tetap memberikan tantangan tersendiri. Tak lagi berbicara soal kemistri, tantangan yang dialami keduanya lebih kepada bagaimana mendekati gestur dan bahasa seseorang yang hidup di era tahun 1950an.
"Tantangannya tuh dari setting dan nuansa di film ini, itu yang lumayan berat. Kita dapat adegan yang lumayan berat di waktu yang lumayan berat ini. Banyak hal yang kita nggak bisa lakuin kayak jaman sekarang. Di jaman itu salah sedikit itu kan jadi masalah, jadi challenge-nya di situ," ujar Adipati Dolken.