Fimela.com, Jakarta Tahun 2016 The Rain mengulang sukses mereka sejak awal berkecimpung di dunia musik selama belasan tahun. Album Jabat Erat menyuguhkan sejumlah lagu yang jadi hits populer di masyarakat.
Kini Indra Prasta (vokal, gitar), IwanTanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal) kembali dengan album studio ke-7 mereka. Diberi judul “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama”, karya ini layak jadi perhatian.
Berkaca dari sukses mereka lewat barisan single seperti Terlatih Patah Hati, Gagal Bersembunyi, Penawar Letih dan Hingga Detik Ini, band asal Yogyakarta ini tampaknya sudah menemukan formula tepat dalam berkarya. Keempat personel pun mengaku pengerjaan album ini secara bertahap sejak awal 2018.
Advertisement
“Sepertinya ini album The Rain yang penggarapannya paling lama. Lagu-lagunya dikerjakan satu demi satu. Setelah sebuah lagu selesai, langsung dirilis sebagai single. Kami melakukan itu selama beberapa tahun. Sempat terkendala oleh pandemi, hingga akhirnya kami kembali lagi ke studio dan menggarap lima lagu baru sekaligus,” ujar Indra Prasta dalam siaran pers yang diterima FIMELA.
BACA JUGA
Advertisement
Awal Baru
Album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” menandai awal babak baru dalam perjalanan bermusik The Rain. Apalagi mereka baru saja merayakan perjalanan 20 tahun berkarier, yang membawa refleksi serta harapan baru ke depannya.
“Setelah menggelar intimate gig 20 tahun The Rain akhir tahun lalu, kami berempat ngobrol banyak. Tentang semua yang telah terlewati bersama, tentang mimpi-mimpi selanjutnya. Dan kami putuskan untuk merilis album baru di tahun 2022,” jelas Iwan.
The Rain menikmati eksplorasi mereka bertualang dengan berbagai warna baru. 12 track di album ini memiliki karakter yang unik dan membawa sentuhan baru yang mungkin belum terbayangkan oleh fans.
“Kami sudah membayangkan banyak yang akan kaget ketika tahu The Rain muncul dengan warna seperti ini. Tapi itulah salah satu hal yang membuat berkarya tetap menyenangkan selama lebih dari 20 tahun ini. Bertualang bersama lewat lagu-lagu baru yang kami garap berempat, tanpa takut kehilangan identitas,” ungkap Aang tentang single Mendengar Kabar.
Lirik dan Rilisan Fisik
Lirik yang cukup lugas tapi tersusun rapi menjadi ciri khas The Rain selama ini. Hal ini pun dipertahankan, dengan tetap memuat pesan tertentu di tiap lagunya. Meski sederhana, lagu-lagu dari The Rain terbukti banyak digemari karena memiliki makna yang dalam dan relate dengan kehidupan banyak orang.
“Seperti mendengar seorang teman yang sedang bercerita. Tema lagu-lagu di album ini sangat beragam. Lagu ‘Di Perantauan’ bercerita tentang suka duka anak rantau. Lagu ‘Salam dari Ibumu’ bercerita tentang upaya mundur dari sebuah friendzone yang membingungkan. Lalu lagu ‘Rencana Berbahaya’, ‘Upaya Maksimal’ dan ‘Ujung Pertemuan’ merupakan bagian dari Tetralogi Jono dan Mira, empat buah single yang menjadi satu rangkaian dimana bagian pertamanya, di lagu ‘Hingga Detik Ini’, telah dirilis lewat album sebelumnya. Lagu ‘Terjebak Bersama’ merangkum perjalanan The Rain selama ini,” tutup Ipul.
Melanjutkan tradisi ke-6 album sebelumnya, album ini juga tersedia dalam format fisik. Diproduksi terbatas, pre-order CD album ini dibuka mulai 19 April 2022 dan setelahnya akan dapat dibeli langsung di berbagai lokasi konser The Rain yang akan datang dan akan dapat dipesan juga lewat toko The Rain Merch Store di Tokopedia.