Fimela.com, Jakarta Tak selalu bahagia, hidup pun kerap diwarnai kesedihan dan rasa tertekan. Bicara soal hal tersebut, kepada Fimela, Marissa Anita menunjukkan caranya mengelola rasa sedih, cemas dan kecewa.
"Aku kalau ngerasa sedih, cemas, perasaan-perasaan yang nggak enak, nggak nyaman gitu ya, biasanya hal pertama yang harus dilakukan adalah aku biarin aku rasain," katanya kepada Fimela.
Marissa pun menjelasakan kecenderungan manusia untuk melawan atau diam saat emosi akan membuat seseorang stres bahkan sakit. "Kecenderungan manusia sebagai mamalia itu adalah kita punya bagian otak namanya amigdala, yang saat berada dalam ancaman membuat kita langsung bereaksi, melawan balik orang yang lagi marah sama kita, lari atau kita freeze," jelasnya.
Advertisement
"Nah saya sadari kalau misalnya saya lagi merasakan sesuatu yang nggak enak, saya lari juga masalah itu nggak akan ke mana-mana tetap di situ, saya berantemin juga malah saya jadi stress, tekanan darah naik, badan jadi nggak enak, jadi sakit, berasa kayak berada di lingkaran setan. Freeze juga nggak baik karena refresh-nya ditekan. Perasaan kita itu ditekan suatu hari dia akan meledak buat apa? Jadi akhirnya saya belajar untuk yaudah diterima aja perasaan nggak enak ini," tutur Marissa Anita.
BACA JUGA
Advertisement
Investigasi Masalah
Selain menerima perasaan tersebut, untuk mengobati kegundahannya Marissa pun melakukan investigasi tentang apa yang ia rasakan dan mencari hal yang mengacaukan perasaannya.
"Biasanya saya investigasi 'kenapa ya hari ini saya ngerasa nggak enak? atau kenapa ya hari ini saya ngerasa sedih?'. Nah memang kita harus berpikir kritis terhadap emosi-emosi kita sendiri," katanya.
Terapi Bersih-Bersih
Selain mencari tahu hal yang membuatnya gundah dengan merenung, Marissa Anita juga punya kebiasaan unik untuk menghalau emosinya yaitu dengan membersihkan rumah.
"Satu lagi yang saya lakukan biasanya saya suka bersih-bersih, cuci piring, ngepel, nyapu, gitu ya, saya yakin saya nggak sendiri. Banyak orang-orang yang juga bilang 'gila ya ni kalau bersih-bersih nih kayak therapy'. Ada yang senang bersih-bersih gitu ya, kenapa karena ada satu teori juga, ketika pikiran kita sedang kacau kita bersih-bersih terus kita ngatur semuanya jadi kelihatan rapi, pikiran kita juga lucunya secara otomatis itu juga merapikan sendiri," tandas Marissa Anita.