Fimela.com, Jakarta Meski sudah berlalu puluhan tahun, Aktris peran Maudy Koesnaedi selalu diidentikkan dengan karakter Zaenab di sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Bahkan, saat terlibat dalam film berjudul Pelangi Tanpa Warna, ibu satu anak itu mengaku masih saja dikaitkan dengan sosok Zaenab.
Bukan tanpa alasan, di film produksi Falcon Pictures itu, perempuan 46 tahun itu kembali beradu akting dengan aktor senior Rano Karno. Seperti yang diketahui, Rano Karno merupakan pemeran tokoh si Doel ketika digarap dalam bentuk serial televisi maupun cerita layar lebar.
"Banyak orang yang nanya, 'ini lanjutan Si Doel ya?'," kata Rano Karno saat media gathering film Pelangi Tanpa Warna di kantor Falcon Pictures, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (27/1/2022).
Advertisement
"Iya, banyak yang nanya, 'ini Si Doel 4 ya?', gitu," sahut Maudy Koesnaedi mengamini.
"Saya bilang bukan, kan nggak ada Mandranya. Untung nggak ada mandra, kalau ada kacau, hahaha," timpal Rano Karno kemudian.
BACA JUGA
Advertisement
Project Pertama di Luar Si Doel
Diakui Rano Karno, ini memang project pertama dirinya dengan Maudy Koesnaedi di luat cerita legendaris, Si Doel. Anggapan publik yang demikian pun dinilai wajar karena di film Pelangi Tanpa Warna, ia dan Maudy Koesnaedi dipasangkan sebagai pasangan suami-istri.
Namun, Rano Karno menegaskan jika film arahan sutradara Indra Gunawan itu tak ada kaitannya dengan cerita Si Doel. Selain dari segi cerita, penokohannya pun amat berbeda dari Si Doel yang identik dengan budaya masyarakat Betawi.
"Ini lepas dari Si Doel dan Zaenab, nggak ada unsur Betawi, secara ekonomi juga saya di sini juga bisa dibilang menengah ke atas. Ini film pertama kita di luar Si Doel," ungkap Rano Karno.
Tentang Keutuhan Keluarga
Film Pelangi Tanpa Warna sendiri akan tayang di bioskop mulai 17 Februari 2022 mendatang. Film tersebut bercerita tentang sosok Fedi (Rano Karno) yang bayangan tentang pernikahan yang indah dengan istrinya, Kirana (Maudy Koesnaedi) hancur karena sang istri mengidap Alzheimer.
Akibat penyakit yang dideritanya, Kirana terus melupakan semua hal dari yang sederhana hingga yang paling penting dalam hidupnya. Situasi berubah menjadi penuh emosi hingga membuat ketenangan di rumah seolah menghilang, lalu berganti dengan kesedihan yang tak berkesudahan. Fedi terus diuji dengan kondisi Kirana yang semakin hari semakin menurun.
"Ini beratnya karena harus emosinya di dalam, nggak bisa keluarin airmata, nggak ngomong, nggak bisa ngucap, jadi lebih ke inner," tutur Maudy Koesnaedi.
"Alzheimer itu premis aja, tapi ini tentang keutuhan keluarga jauh lebih utama," sambung Rano Karno.