Fimela.com, Jakarta Hana Malasan memuji totalitas produksi film sekuel dari Filosofi Kopi berjudul Ben & Jody yang akan tayang pada 27 Januari 2022 mendatang. Salah satu yang membuatnya takjub adalah pembuatan desa Wanareja di lahan kosong di tengah hutan yang menurutnya sangat estetik.
Hal itu disampaikan nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2021 itu saat konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini. Bahkan, ia cukup menyayangkan desa tersebut akhirnya harus dibakar karena kebutuhan syuting.
"Itu desa dibangun dari awal, dari tanah kosong. Itu desanya bangus banget, kayak ada orang tinggal di situ dan yang (adegan) terakhir dibakar, itu dibakar beneran," kata Hana Malasan.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Produksi Paling Berat
Soal desa Wanareja yang membuat Hana P. Malasan terkesan, Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara pun menjelaskan lebih rinci. Ia menyebut jika sejak awal sudah memiliki gambaran spesifik soal desa yang menjadi tempat tinggal masyarakat adat di film Ben & Jody, dan memilih untuk membangunnya sendiri agar mendapat hasil yang sesuai keinginannya.
"Kita bikin di Sukabumi, di tengah hutan. Kita bikin desanya dari beneran kosong. Bikin rumah Rinjani lebih tinggi karena anak kepala suku. Mereka kan tinggal di desa yang komunal, jadi rumah berdempetan dan ada alun-alunnya. Kami bangun desanya. Kita juga buka jalan untuk camp Aa Tubir, kita spesifik cari tempat dan sampai buat jalan," papar Angga Dwimas Sasongko.
Tentang Ben & Jody
Film Ben & Jody sendiri merupakan pengembangan cerita dua sahabat bernama Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) dari universe film Filosofi Kopi. Yang menarik, film Ben & Jody sangat kental dengan unsur actionnya.
Dalam ceritanya, Ben yang memilih pulang ke kampung halamannya membantu para pemilik lahan memperjuangkan lahan mereka dari sebuah perusahaan. Cerita pun berlanjut dari perjuangan hidup dan mati Ben bersama Jody dan warga desa Wanareja dibawah pimpinan Rinjani (Hana P. Malasan) dan adiknya, Tambora (Aghniny Haque) melawan komplotan pembalak liar pimpinan Aa Tubir (Yayan Ruhian).