Fimela.com, Jakarta Penyanyi muda, Feby Putri meraih tahun cemerlang di 2021. Sukses mencuri perhatian lewat single ‘Halu’, ia merilis kolaborasi perdananya bersama Fiersa Besari lewat lagu ballad berjudul ‘Runtuh’.
Awalnya, Feby tidak menyangka bahwa Fiersa akan menyetujui ajakannya berkolaborasi bersama. Namun ternyata, Fiersa justru menyetujui kolaborasi tersebut dan nyatanya malah ikut terlibat langsung dalam proses pembuatan lagu ini.
‘Runtuh’ bercerita tentang apa yang sering dialami manusia yaitu kesedihan. Dalam lirik yang ditulis oleh Feby dan Fiersa, tertuang bahwa manusia berhak untuk mendalami kesedihan yang tengah dialaminya tanpa harus ada perasaan bersalah atau bahkan membohongi diri dan orang lain akan apa yang dirasakan.
Advertisement
Advertisement
Terlibat di Balik Layar
Selain menulis lirik bersama, Feby dan Fiersa juga menjadi composer untuk lagu ini. Selain itu, lagu ini juga turut digarap oleh Sute Nubesari sebagai produser, Owie Norki sebagai musik producer yang ikut juga terlibat sebagai arranger bersama Adam Febrian dan Dhitsaha Samasta. Art Design dari lagu ini turut digarap oleh Rachmat Bisma.
Feby terlibat dalam perencanaan berbagai aspek lagu ini dari balik layar. Hal itu pun menjadikan seluruh aspek lagunya berkesinambungan dan relate dengan banyak orang.
Raih Jutaan Stream
Karena cerita yang sangat relate dengan banyak orang inilah, akhirnya ‘Runtuh’ mendapatkan tempat yang special di hati penikmat musik Indonesia. Terbukti dari prestasi membanggakan yang terus terukir oleh lagu ini. Selain masuk ke dalam Top 50 lagu teratas di Spotify, baru-baru ini lagu ‘Runtuh’ juga telah mencapai angka 27 Juta Streaming di Spotify.
Menyusul kemudian Official Audio dari lagu ini yang diunggah di Youtube juga telah mengumpulkan 24 juta views, sementara Live Session Runtuh di Youtube nya telah hampir mencapai angka 10 juta views. Tentu, ini menjadi hal yang luar biasa bagi Feby dan Fiersa. Mereka berduapun akhirnya berharap agar lagu ini tetap menjadi soundtrack di kehidupan para penikmatnya sekaligus menjadi sebuah pengingat bahwa tidak apa-apa untuk merenungi dan merasakan kesedihan tanpa harus membohongi orang-orang disekitar kalau kita sedang baik-baik saja.