Fimela.com, Jakarta Setiap orang tidak pernah bisa menduga siapa yang akan menjadi jodohnya di masa depan. Begitu pula dengan penyanyi Calvin Jeremy, yang tak pernah menyangka jika perempuan yang menjadi istrinya adalah Novia Santoso, teman kecilnya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepada Fimela, Calvin Jeremy bercerita, meski ia dan Novia sudah lama saling kenal, namun tak pernah ada sedikit pun percikan cinta di antara mereka, sampai akhirnya bertemu kembali saat dewasa.
Popularitas media sosial rupanya menjadi jembatan yang kembali mempertemukan Calvin dan Novia. Usaha Calvin yang mencari tahu keberadaan Novia pun berbuah manis dan dari situ lah mulai terjalin hubungan yang dalam di antara keduanya.
Advertisement
BACA JUGA
"Sebenarnya (saya) memang sengaja kontak sih, kalau nggak salah karena ada Path, dari situ jadi ketemu lagi. Dari zaman SMP kan sudah lama nggak lihat, terus pas lihat di Path 'Ini Novia yang dulu kan ya? Kok sekarang jadi cantik banget?' Dulu sewaktu SMP belum tahu dandan. Terus kontakan lagi, terus kita jalan, ngopi terus nonton. Dari pertemuan itu jadi intens ngobrol," kata Calvin Jeremy di kediamannya, di kawasan Tangerang Selatan.
Berbeda dengan Calvin yang sudah terpikat sejak melihat perubahan Novia saat dewasa, kala itu perempuan yang bergelut sebagai entrepreneur ini, justru melihat pertemuan kembali dengan Calvin sebagai sesuatu yang biasa. Komunikasi yang terjalin usai bertemu pun dianggapnya sebagai bentuk silaturahmi teman lama.
"Kalau saya sih agak berbeda, karena nggak ada pikiran yang gimana-gimana. Jadi pas ketemu, ngobrol, nggak ada ekspetasi. Jadi kayak kebalikannya ya. Saya percaya proses aja sih," kata Novia dikesempatan yang sama.
Pertemuan itu pun tak serta merta membuat mereka memutuskan untuk bersama, terlebih saat itu Calvin masih menjalin hubungan dengan perempuan lain. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka kembali bertemu dalam situasi kondisi berbeda yang mengantar keduanya menjalin asmara.
"Pertemuan kali ini baru bisa bilang cinta karena saya dikasih kesempatan sama Novia buat kenalan lagi, jadi obrolan kita pun lebih berkualitas. Makin dekat dan nembaknya itu setelah 4-5 bulan dekat lagi," tutur Calvin.
Bicara soal jatuh cinta, Novia mengaku terpikat oleh Calvin karena sosoknya yang easy going, sedangkan musisi 30 tahun itu sangat menyukai mata dan obrolan dalam yang diciptakan istrinya. Berbicara hobi, mereka justru tidak memiliki kesamaan, namun mereka yakin dengan perbedaan yang dimiliki, hal itu bisa menyatukan dua insan yang sedang dimabuk cinta.
Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan dan tahun yang terus berganti, tak terasa membuat hubungan yang dijalani sampai di tahun ketujuh. Banyaknya waktu yang telah mereka habiskan pun membuat Calvin semakin yakin untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama Novia, sosok yang selalu mengisi hari-harinya dengan penuh warna, canda tawa dan mengantarnya menjadi pribadi yang lebih baik. Lucunya, di tengah hubungan mereka yang dijalani dengan santai, Calvin mengaku kaget saat Novia mempertanyakan kelanjutan hubungan mereka.
"Waktu itu Novia nanyain, 'kita udah lama nih pacaran, so what's next?'. Itu kan pertanyaan yang 'wow'. Kalau aku oke (menikah), sejak detik pertama sudah yakin, tapi kalau dia yang nanya, sudah membuat terkejut," tuturnya.
"Sebenarnya ada faktor internal dan eksternal kenapa bertanya seperti itu, tapi lebih ke internal. Kalau usia, menurutku bukan faktor utama. Nggak minta besok nikah juga, tapi lebih kayak mau ke mana? Kalau ayo (menikah), go. Kalau nggak ya mundur sekarang. Karena waktu juga terus berjalan. Lebih ke situ aja sih," timpal Novia.
Dari situ, hubungan mereka terus tumbuh, yang ditandai dengan Calvin melamar Novia sebelum melanjutkan pendidikan S2-nya di Filipina. Sayangnya rencana pernikahan mereka harus terus diundur, akibat kondisi dunia yang tengah dilanda pandemi COVID-19.
"Rencana pernikahan sudah ada sebelum pandemi. Bahkan seminggu sebelum berangkat S2 aku melamar Novia, makan bareng dan memberikannya cincin. Tapi pelaksaan pernikahan baru terjadi di tengah pandemi glombang dua," tuturnya.
Kepada FIMELA, Calvin Jeremy dan Novia Santoso yang menikah pada 10 Juli 2021 juga banyak bercerita soal proses dan tantangan pernikahan di tengah pandemi, hingga kehidupan mereka setelah menikah. Seperti apa keseruannya? Berikut adalah petikan wawancara lengkapnya.
Advertisement
Pernikahan dan Melonggarkan Ekspektasi
Menikah di tengah pandemi dengan kondisi yang mengerikan, bukan berarti tak ada ruang untuk berbahagia. Lewat kejadian luar biasa itu, Calvin dan Novia justru bisa mewujudkan pernikahan impian yang bersifat intim bersama orang-orang terdekat.
Apa yang kamu pikirkan tentang pernikahan?
Calvin:
Sebenarnya sempat mikir 'menikah mahal sekali ya'. Kalau misalnya menikah seharga DP rumah, kapan nikahnya? Tapi orang tua selalu bilang gapapa, ada jalannya, nanti dibantu. Pandemi ini 50:50 lah. Membuat pusing dan bersyukur karena jadi mengerucut, menikah itu memang untuk celebration kita berdua dan mengundang orang-orang terdekat. Rencana sebelum pandemi, pelaksanaan saat pandemi dan saat puncak-puncaknya.
Apa yang kalian rasakan saat harus menikah di tengah pandemi?
Calvin:
Kalau yang aku rasakan itu, sebesar-besarnya tantangan (menikah di masa pandemi) nggak akan bisa ngalahin cinta sih. Kalau sudah cinta, menyatakan dan menetapkan hati, jalannya kayak dibukakan. Bahkan 2 minggu sebelumnya,ada perubahan, kita cari tempat baru dan semuanya. Kalau dipikir sih kayaknya nggak mampu deh.
Novia:
Sebenarnya nggak sekaget itu, karena di 2020 kita sudah lihat teman yang menikah (di tengah pandemi), artinya ekspetasi apapun bisa berubah itu sudah ada di kepala. Cuma yang nggak disangka adalah di bulan yang sama lagi gelombang kedua itu. Tapi balik lagi kata Calvin tadi, kita cuma mau celebration untuk kita dan orang terdekat, jadi yang lain ayo ngikutin, senyamannya.
Pernikahan impian kalian sendiri seperti apa?
Novia:
Sebenarnya nggak berubah menurut aku. Kebetulan kita memang pengin yang intimate, terus ada sedikit teman dekat ikut, tapi spesifik di bulan itu hanya 30 orang, jadi nggak bisa semua. Hopefully, nanti bakal ada celebration lagi, jadi menurut kami tidak menghilangkan esensinya sih.
Calvin:
Karena banyak juga orang ngomong bahwa pernikahan itu (penting) celebration-nya. Tapi yang penting kita mengikat janji pada Tuhan, di depan negara dulu, resmi gitu. Resepsi sendiri kita tunda sampai waktu lebih kondusif.
Tips buat sahabat FIMELA yang mau nikah di situasi sekarang nggak?
Novia:
Yang penting nomor satu, tahu jelas, menikah itu satu hal, tapi objektifnya macam-macam, ada yang ingin kumpul dan lain-lain. Objektifnya jelas dulu, nikah untuk apa. Kedua, harus prepare dan fleksibel karena apapun itu bisa terjadi, bisa yang ga bagus, bisa juga yang lebih bagus, jadi selalu fleksibel.
Ketiga, enjoy aja kalau berubah. Seru-seruan aja. Kami ingin prosesnya fun, kayak seru ya. Jadi dibawa enjoy, jangan tegang.
Apakah Calvin menyiapkan kado spesial?
Calvin:
Udah lama nggak mengeluarkan single, kemarin sudah menyiapkan, video clip juga sudah jadi nih, itu sih yang dihadiahkan untuk Novia. Tapi aku nggak tahu, Novia menganggap itu sebagai hadiah atau beban karena harus akting di video clip-nya. Cuma, itu ungkapan hati.
Bayangin hampir 3 tahun belum mengeluarkan single pribadi, jadi it's going to be the first single after 3 years. Nanti ditunggu saja, doakan saja rilisnya 14 November 2021. Semoga dari single itu bisa follow up ke proyek selanjutnya. Single itu untuk Novia dan setelah single itu ya untuk Novia juga, hehehe.
Kehidupan Pasca Menikah
Setelah menikah, Calvin dan Novia tak merasakan banyak perubahan dalam hidup, hanya saja ada beberapa kebiasaan kecil yang perlu diadaptasi saat hidup bersama.
Pasca menikah, bagaimana kehidupan yang kalian jalani, apakah banyak perubahan?
Calvin:
Ada lah, bangun pagi lihat orang yang sama. Biasanya kalau make up cantik banget, sekarang lihat juga tanpa make up. Cuma kita nggak ngerasain yang gimana banget, artinya dijalani saja. Mau ada perbedaan ya nikmati saja gitu. Berantem 1-2 kali ada tapi nggak gimana banget sih.
Novia:
Nggak sih sama saja, feel nya sama aja. Paling beda teknisnya, tinggal bareng, ketemu setiap hari. Mungkin dulu seminggu dua empat kali ketemu, sekarang jadi setiap hari. Tapi so far sama-sama aja.
Adakah hal yang baru kalian ketahui dari masing-masing setelah menikah?
Calvin:
Dari Novia nggak dan aku dari awal pacaran juga sudah bilang aku jeleknya ini itu, jadi sebelum ditembak, sudah menyerah duluan. Aku udah bilang kejelekan aku, dia masih mau sih. Kebiasaan pacaran saling sharing sih, hehehe.
Menurut kalian apa yang membuat pernikahan langgeng?
Calvin:
Ya kalau kita sih, jangan malu untuk membuka semua, kelemahan kita di depan pasangan. Kayak kalau aku, menganggapnya tentang memberi, aku punya segini, aku kasih semua ke kamu dan Novia memikirkan hal yang sama. Jadi oper-operan terus, jadi kayak life time sampai akhir hayat.
Apakah Calvin membolehkan Novia mengejar karier?
Calvin:
Itu sudah dikomunikasikan. Aku membebaskan sih, jangan terlalu ngatur juga. Dia punya tujuan yang jelas di depan tentang segala hal.
Lalu bagaimana dengan Novia?
Novia:
Kalau saat ini belum tahu maunya gimana, kita masih mencoba. Apapun yang bisa dilakukan ya lakukan. Sampai point ini kami menjalani hal yang sudah dilakukan sebelumnya, kamu kerja, aku kerja
Bagaimana dengan rencana memiliki anak?
Calvin:
Sejujurnya kita 50:50. Kalau dikasih ya gapapa, kalau nggak, ya gapapa juga, kita bisa jalan-jalan dulu. Ready aja sih tapi nggak ada menuntut.
Rumah tangga ideal kalian itu seperti apa? Apakah ada tempat lain yang dituju untuk tinggal?
Calvin:
Novia selalu mempertanyakan second option selain Jakarta. Apakah anak bakal di Jakarta yang semrawut ini? Jujur aja sebagai orang yang meniti karier di sini juga deg-degan sih.
Soal anak kalau spesifik anaknya sepasang, cewek cowok, nama sudah ada. Cuma dia (Novia) nggak setuju, saya juga meragukan karena kadang ide saya juga aneh. Kami punya bayangan anak seperti apa, kami juga search apps yang gabungin wajah Novia dan saya akan seperti apa.
Novia:
Benar sih, secara family, tanpa mendiskriminasi lokasi di mana karena cocok-cocokan. Ada yg suka metropolitan biar ke mana-mana gampang. Kalau kita pribadi tuh kayak ada opsi lain nggak ya selain di Jakarta, lebih nyaman di mana. Kami mikir, kalau anaknya ada, apa kita buat struktur mimpi lebih baik, paling ngawang-ngawangnya ada sih.