Fimela.com, Jakarta Artis Dian Sastrowardoyo menyadari ada sesuatu yang berbeda pada putra sulungnya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo di usia 6 bulan, sebelum dinyatakan mengidap autisme. Ia pun langsung ingin membawa anaknya itu terapi ke dokter.
Namun sayang, keputusannya itu sempat tidak didukung suami, Maulana Indraguna Sutowo. Menurut Indra, anaknya itu tidak ada masalah kelainan apapun.
"Kita anak pertama kan, masih bayi dan kita belajar itu di bulan pertama. Gue masih cari dinamik sama Indra kan. Gue belajar hal baru, gue yang meyakinkan bahwa ini perlu banget terapi," kata Dian Sastro di akun YouTube Daniel Mananta Network yang diunggah belum lama ini.
Advertisement
"Tapi waktu itu dia bilang, nggak kok ini normal. Kamu terlalu berlebihan. Jadi masih ada gitu-gitunya," sambung Dian Sastrowardoyo lagi.
BACA JUGA
Advertisement
Gunakan Uang Sendiri
Meski begitu, Dian Sastro tetap teguh dengan pendiriannya untuk membawa anak terapi ke dokter. Bahkan ia sampai memakai uang sendiri tanpa dukungan sang suami.
"Untungnya gue tetap keukeuh terapi, gue bayarin bodolah. Lo nggak bisa ngomong apa-apa karena elo nggak gue tagih juga," ujarnya.
Di satu sisi, keluarga besar Dian dan suami juga menentang keputusannya. Mereka berpikir apa yang dilakukan pemain film Ada Apa Dengan Cinta itu terlalu berlebihan.
"Itu insting ibu sih, semua insting itu ada di ibu yang baru punya anak. Tapi kita kan hidup di budaya yang lebih dengerin apa kata orang tua. Gue harus menghadapi itu semua. Jadi waktu bersikeras terapi itu gue diomongin (kalau nggak perlu diterapi) di meja makan. Gue iyain tapi gue tetap jalanin," jelasnya.
"Gue tetep bisa lakukan itu karena gue mapan secara keuangan. Sehingga gue bisa ambil tindakan berdasarkan pemikiran gue," lanjutnya.
Usaha Tak Mengkhianati Hasil
Usaha yang dilakukan Dian selama beberapa tahun ke belakang ternyata tidak mengkhianati hasil. Kini sang buah hati sudah dinyatakan normal seperti anak pada umumnya.
"Jadi gue terapi dan improve. Dari situ dia (suaminya) mulai kerjasama sama gue membiayai terapi, karena terapi itu nggak murah," ungkapnya.
Selain anak, Dian dan suami juga mengikuti kelas terapi khusus. Keputusan itu diambil agar mereka bisa berkomunikasi dengan baik sang buah hati.
"Dan akhirnya kita juga terapi. Kita mengubah cara kita berkomunikasi sama anaknya dengan cara yang lebih sehat. Sampai akhirnya pas masuk SD dia dinyatakan nggak perlu terapi lagi," beber Dian Sastro.
"Jadi udah dianggap jalan aja kayak anak normal. Komunikasi oke, nangkep pelajaran oke. Dulu kalau dipanggil nggak nengok, gue merasa aneh," jelasnya.
Advertisement