Fimela.com, Jakarta Produser Angga Dwimas Sasongko membuat gebrakan yang terbilang baru di industri perfilman Indonesia. Lewat rumah produksi Visinema Pictures, Angga ingin membawa film dokumenter masuk ke pasar dengan menayangkannya di bioksop.
Adalah film berjudul Pulau Plastik, dimana Visinema Pictures bekerjasama dengan Kopernik, Akarumput, dan WatchDoc dalam proses produksinya. Film ini disutradarai oleh Dandhy Laksono, yang mengangkat isu lingkungan soal dampak buruk plastik terhadap kehidupan di bumi.
"Harapan gue bioskop itu jadi ruang. Bioskop itu nggak hanya secara sifat untuk menikmati hiburan, tapi mudah-mudahan bisa lebih banyak content impact-nya. Ini sebenarnya yang kita tawarin, yuk kita bawa Pulau Plastik ke bioskop," kata Angga Dwimas Sasongko dalam acara Seni Melindungi Diri #BergerakUntukMasaDepan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (28/4/2021).
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Tentang Pulau Plastik
Film dokumenter Pulau Plastik sendiri menampilkan Gede Robi, vokalis band Navicula, Tiza Mafira, seorang pengacara muda, dan Prigi Arisandi, seorang biolgis dan penjaga sungai dari Jawa Timur. Mereka akan menjadi tokoh utama yang bercerita dalam film yang tayang mulai 22 April 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Gede Robi bercerita jika kampanye perlawanannya terhadap penggunaan plastik dimulai dari Bali. Sebagai salah satu destinasi pariwisata favorit, Bali menurut Robi seolah menjadi pulau plastik karena ketidakpedulian sebagian orang pada isu lingkungan.
Sampai akhirnya dibawa ke ranah yang lebih luas, Robi pun berharap film Pulau Plastik bisa memberikan dampak positif pada lingkungan.
"Kita planning, campaign-nya di Bali, concern di Bali. Industri pariwisata naik, sampah plastik banyak, lalu nge-push pemerintah buat regulasi. Dalam perjalanannya bersyukur ketemu Visinema, dan kita bawa masuk bioskop, itu prestasi banget. Karena ini tujuan isunya lebih besar, akhirmya dari Bali aja melebar jadi isu nasional," ucap Robi.
Pembuka Jalan
Dengan tayangnya film Pulau Plastik di pasar komersil, Gede Robi pun berharap hal tersebut bisa menjadi pelecut filmaker lain untuk bersuara lewat karya. Meski jauh dari sisi komersil, namun dengan tayangnya film dokumenter yang mengangkat isu-isu strategis di bioskop bisa memberikan perubahan ke arah yang lebih baik, apapun isu yang nantinya diangkat ke permukaan.
"Bisa dibilang ini gambling juga. Saya yakin Visinema udah tahu bahwa ini bukan film menguntungkan, ini bukan film dengan harapan revenue baik. Harapannya kita adalah ini membuka suatu genre dokumenter, harus ada yang memulai, bukan hanya isu plastik, tapi apa saja," pungkas Robi.
Advertisement