Fimela.com, Jakarta Sampai saat ini Denada masih terus menemani putrinya, Aisha Aurum, untuk pengobatan kanker darah atau leukemia di Singapura. Di depan publik, ia terlihat sangat kuat dan tabah ketika dihadapkan dengan situasi ini.
Namun, ibu mana yang mampu menahan kesedihan ketika melihat anaknya menderita penyakit. Ketika berbincang dengan Sophie Navita, Denada mengaku bahwa dirinya yang tampak kuat, sebenarnya ia kerap menangis.
"Many times ya, makanya kalau gue kalau dibilang, apalagi kita sedang menjalani ini tuh, orang-orang suka DM gue. Komen gue, whatever. Hati gue berdenyut, karena gue bukan apa-apa," ujar Denada di kanal YouTube Sophie Navita TV, baru-baru ini.
Advertisement
"Sejujur-jujurnya, gue sama kayak orang lain. Maksudnya, apa yang lo bayangkan, apa yang gue rasakan karena of course, kita seorang ibu. Enggak kelihatan aja, pas nangis-nangisnya enggak ada yang tahu," sambung Denada.
BACA JUGA
Advertisement
Sepi Pekerjaan
Sebagai seorang entertainer, Denada pun merasakan keresahan yang luar biasa. Pasalnya, selama pandemi covid-19 ini, aktivitasnya sangat terbatas. Bisa dibilang, belakangan ini susah mendapatkan pekerjaan.
"Dan gilanya lagi, gue enggak bisa kerja sama sekali kan. Buat gue kan, struggle (berjuang). Gue enggak bisa kerja sama sekali. Meaning (artinya), gue enggak berpenghasilan dari mulai Januari tahun lalu. Jadi untuk menghadapi itu semua, dah jangan tanya deh. Nangis, berapa kali seminggu. Udah jangan tanya," ucap Denada.
Kurang lebih sama dengan perasaan orang lain yang banyak mengalami frustasi karena situasi pandemi yang belum tahu kapan berakhir, demikian pula dengan Denada. Terlebih ketika dirinya harus menanggung beban finansial yang sangat besar.
"Gue menjalani itu, ditambah ketidakpastian, we don't know this whole thing gonna end. Kan semuanya kan balik lagi normal. Itu menambah kefrustrasian gue yang luar biasa. Jadi how many times, I don't know, a lot of times (menangis)," paparnya.
Terus Bersyukur
Namun, sebagai pribadi yang baik, ia tak mau serta merta merasa sebagai makhluk yang paling menderita di dunia. Ia sadar bahwa ia tak sendirian, ada banyak orang mengalami perjuangan yang sama. Ia mengaku akhirnya hanya mencurahkan isi hatinya kepada Allah.
"Lagi, gue juga enggak pada tempatnya ngeluh, karena semua orang juga mengalami perjuangan dan tantangan yang sedikit banyak mirip-mirip di zaman sekarang ini. Banyak juga orang yang sekarang ini go through almost similiar, dengan apa yang kita alami," ucapnya.
Sampai akhirnya, tak ada lagi yang bisa dilakukan selain bersyukur. "Jadi untuk gue, kita bisa jalani sekian lama ini, dengan segala naik turunnya, kita masih berjalan sampai sekarang ini itu satu hal yang enggak habis-habis syukuri kepada Tuhan," tandasnya.
Advertisement