Fimela.com, Jakarta Di balik perannya yang menantang dalam film seperti Rumah Dara, The Raid 2, Foxtrot Six, dan baru-baru ini, Si Manis Jembatan Ancol, ternyata Arifin Putra memiliki keinginan atau mimpi di luar dunia entertainment.
Arifin Putra mengatakan bahwa dirinya ingin memiliki sebuah pabrik mobil. Namun bukan sekadar pabrik mobil biasa, namun ia inginkan yang luar biasa. Ya, sebuah pabrik yang memproduksi mobil ramah lingkungan.
"Aktivisme lingkungan entah bagaimana memenuhi impian masa kecil saya. Saya selalu ingin menjadi pemilik pabrik mobil ramah lingkungan," kata Arifin Putra dalam sebuah rilis yang diterima Fimela, baru-baru ini.
Advertisement
"Sama seperti mengapa saya suka menjadi aktor, mengambil langkah dalam masalah lingkungan adalah hal yang saya sukai dan sudah lama kenal,” sambung Arifin Putra.
BACA JUGA
Advertisement
Bergabung
Arifin Putra mengambil langkah berani dalam hidupnya dengan menjadi salah satu WWF Warriors dan menyuarakan pentingnya masalah lingkungan hidup. Aktor ini juga mendorong setiap orang untuk melakukan langkah-langkah kecil seperti membawa tumbler sendiri, mendukung perusahaan ramah lingkungan, plus beradaptasi dengan makan nabati selama satu hari untuk mengurangi dampak buruk dari eksploitasi ternak.
Aksi ini memang patut dilakukan mengingat tantangan persoalan sampah menjadi masalah yang sulit untuk ditangani berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat timbulan sampah yang ada di Indonesia pada 2020 mencapai 67,8 juta ton, dan akan bertambah seiring pertumbuhan penduduk.
Polemik sampah khususnya plastik tidak hanya terjadi di kawasan perkotaan tetapi juga kawasan wisata. Siapa yang menyangka, di balik indahnya kawasan Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo menyimpan permasalahan lingkungan yang harus menjadi perhatian besar, terutama terkait sampah plastik.
Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Manggarai Barat, NTT, mencatat jumlah sampah plastik yang dikumpulkan mulai dari perairan Labuan Bajo hingga Kawasan Taman Nasional Komodo perharinya mencapai lima hingga sepuluh ton. Sampah tersebut bukan hanya sampah yang ada di daratan tetapi juga di laut yang kemudian tersapu gelombang hingga ke pesisir pantai.
Kurangi Sampah
Saat ini Indonesia tengah menuju penerapan ekonomi sirkular dengan mendorong gerakan daur ulang sampah plastik berkelanjutan dan pengadaan barang ramah lingkungan. Pemerintah pada 2025 pemerintah menargetkan bisa mengurangi 30% sampah plastik serta menangani 70% sampah lain melalui gerakan 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle atau mengurani, menggunakan ulang, dan mendaur ulang.
Selain Arifin Putra, Ketua Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia Saut Marpaung dan Koordinator Indonesia Waste Platfom Ica Martha akan hadir di program The Indonesia Economic Club membahas “Sampah Jadi Rupiah” dipandu host Apreyvita dan Prof. Rhenald Kasali malam ini (Kamis, 18/2/21) pukul 20.30 WIB secara langsung di stasiun televisi iNews.
Advertisement