Fimela.com, Jakarta BASE Entertainment menawarkan sesuatu yang segar dalam project film terbarunya. Berjudul Quarantine Tales, film itu berkonsep omnibus karena mengangkat lima cerita dari lima sutradara berbeda tentang masa karantina dan dinamika masyarakat ketika awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.
Nama-nama seperti Ifa Isfansyah, Jason Iskandar, Aco Tanri, Sidharta Tata, dan Dian Sastrowardoyo dipercaya untuk menjadi sutradara. Ini juga merupakan debut Dian Sastrowardoyo bertindak sebagai sutradara setelah sebelumnya juga sempat menjajal menjadi produser.
Nantinya, Quarantine Tales yang dijadwalkan tayang akhir 2020 ini di platform Bioskop Online akan memuat lima cerita berbeda dari masing-masing sutradara. Berikut, FIMELA coba merangkum lima cerita tersebut sekaligus memberikan gambaran keseruannya.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Cookbook - Isfansyah
Untuk film Quarantine Tales, Ifa Isfansyah mencoba meng-highlight pengalaman pribadinya di awal masa pandemi. Berjudul Cookbook, ia mengangkat cerita tentang seorang chef yang mencoba merampungkan bukunya dan memilih aktor Verdi Solaiman sebagai pemeran utama.
"Jadi ketika memilih ide, yang saya pop-up langsung tentang masakan, kenapa? karena itu aktivitas selama sebulan saya karantina sama keluarga. Waktu ngomong karantina langsung kebayang saya mau cerita masakan. Ketika masuk ke cerita, kenapa saya nggak mulai ke karakter yang dekat dengan makanan yaitu chef. Jadi Cookbook tentang seorang chef yang di masa karantina menyelesaikan buku masakan," terang Ifa Isfansyah.
The Protocol - Sidharta Tata
Sidharta Tata memilih film pendek berjudul The Protocol sebagai cerita yang ia angkat untuk Quarantine Tales. Dimainkan oleh Abdurahman Arif, The Protocol tercetus dari keputusan pemerintah yang sempat membebaskan tahanan di awal-awal masa pandemi.
"Ide ceritanya tentang seorang perampok yang lolos dari sebuah perampokan dan ternyata salah satu rekannya meninggal dalam perjalanan. Situasi jadi semakin rumit bagi perampok, dia harus mengamankan dirinya, memakamkan temannya dengan layak dengan mematuhi protokol kesehatan," jelas Sidharta Tata.
Advertisement
Nougat - Dian Sastrowardoyo
Untuk debutnya sebagai sutradara, Dian Sastrowardoyo memilih cerita bertema keluarga tentang tiga kakak beradik yang dimainkan oleh Adinia Wirasti dan Marissa Anita. Berjudul Nougat, ia mengangkat tentang fenomena video call yang tiba-tiba menjadi hype ketika mobilitas masyarakat terbatasi dengan aturan PSBB.
"Dari situ saya bikin tiga orang kakak beradik yang nggak bisa ketemu. Cerita keluarga walaupun sexara fisik, aktornya nggak ada yang ketemu," ungkap Dian Sastrowardoyo.
Prankster - Jason Iskandar
Masih dari sudut pandang masa karantina di awal pandemi Covid-19, Jason Iskandar mengusung judul Prankster untuk jadi bagian dalam film Quarantine Tales. Mengajak Roy Sungkono sebagai aktor, ia mengangkat tentanf fenomena Prank yang di satu sisi menghibur, namun tetap menyisakan duka bagi korbannya.
"Waktu itu awal minggu PSBB, gue diajakin live, lucu aja gue live prank. Tapi setelah itu, seminggu setelahnya ada YouTuber yang ngerjain prank sampah itu," terang Jason.
Advertisement
Happy Girls Dont Cry - Aco Tenri
Satu cerita yang tak kalah menarik dibuat oleh Aco Tenri. Berjudul Happy Girls Dont Cry, ia mengajak Marissa Anita sebagai pemeran utama untuk mengangkat fenomena giveaway untuk keluarga kurang mampu.
"Dari situ terpikir bikin cerita satu keluarga miskin yang kehilangan semua, sampai anggota di dalam keluarga. Sampai salah seorang di keluarganya memenangkan giveaway. Pertanyaan, giveaway ini dijual atau disimpan?," ujar Aco Tenri.