Fimela.com, Jakarta Dian Sastrowardoyo memulai lembaran baru dalam kariernya di industri film tanah air sebagai sutradara. Untuk debutnya, ia menyutradarai film berjudul Nougat, yang menjadi satu dari lima film pendek yang terangkum dalam film Quarantine Tales. Untuk pengalaman pertamanya itu, ia mengajak Adinia Wirasti untuk berperan di dalamnya.
Di film Nougat, Asti, sapaan akrabnya berperan sebagai Ajeng. Ajeng merupakan anak tengah dari tiga bersaudara yang tak bisa berjumpa dan memanfaatkan teknologi untuk saling berkomunikasi.
"Saya berperan sebagai Ajeng, anak tengah dari tiga saudara perempuan semua. Cewek-cewek yang punya kakak perempuan dan adik perempuan mungkin tahu bagaimana rasanya," ujar Adinia Wirasti saat konferensi pers secara virtual, belum lama ini.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Jadi Jembatan
Film Nougat sendiri mengedepankan tema keluarga yang terpisah. Dian Sastro sebagai sutradara berkisah jika ide cerita film tersebut didapat dari fenomena video call yang marak terjadi saat pandemi Covid-19 berlangsung.Â
Meski hanya film pendek, namun Adinia Wirasti mengaku mendapatkan tantangan tersendiri dari perannya sebagai Ajeng. Sebagai anak tengah, Ajeng, menurut Asti harus menjadi jembatan bagi kedua saudara perempuannya di tengah keterbatasan.
"Film ini pendek tapi bukan berarti dunia yang diperlihatkan ini nggak luas. Buat aku pribadi bagaimana si Ajeng ini, si anak tengah dari tiga bersaudara, bisa dibilang dia menjadi jembatan dan bagaimana perjalanan mereka, they are taking technology for granted," paparnya.
Tentang Isolasi
Secara garis besar, Quarantine Tales memang merangkum lima cerita dari lima sutradara berbeda dengan benang merah dinamika masyarakat yang terjadi selama pandemi.Â
"Jadi ceritanya memang bercerita tentang isolation, lonelines dari karakternya. Bagaimana caranya si Ajeng ini finding the balance untuk tetap punya koneksi, tapi tidak melupakan diri dia sendiri. Karakternya sebenarnya cukup kompleks dan cukup besar untuk dapat dimainkan di filmnya yang cukup pendek, menarik sih," pungkas Adinia Wirasti.
Advertisement