Fimela.com, Jakarta Billie Eilish sukses jadi fenomena tersendiri dengan karya-karyanya. Ganjaran tiga piala Grammy juga sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kapasitasnya sebagai seorang seniman.
Mencetak sederet lagu hits di usia belia, tak heran jika banyak orang mengidolakan Billie. Namun kesuksesan ini tak lepas juga dari peran Finneas O'Connell yang merupakan kakak kandungnya.
Finneas berperan sebagai produser musik yang turut meracik sebagian besar karya Billie Eilish. Baru-baru ini ia berbagi resep sukses di balik hits sang adik, apa saja? Mari kita bahas.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Eksperimen Suara
Dalam wawancaranya dengan Pitchfork baru-baru ini, Finneas membongkar proses produksi hits Billie Eilish. Hal pertama yang ia bocorkan adalah tentang pemilihan suara yang dibuat tak biasa.
Ia menggunakan berbagai alat untuk menciptakan musik, seperti suara korek api sebagai snare drum. Namun ia tak sembarang memilih suara, karena ia menyesuaikan dengan nyawa dan pesan yang ingin disampaikan dari liriknya.
Visioner
Dalam video tersebut Finneas juga mengungkap sang adik punya visi yang rinci terhadap lagunya. "Billie seringkali datang dengan lirik dan dia sangat tahu bagaimana suaranya ingin direkam," ungkapnya.
Salah satunya Finneas mengungkap beberapa track yang diisi dengan ratusan layer vokal. Talenta Billie Eilish mampu diimbangi dengan kemampuan produksi musik Finneas yang bisa mewujudkannya.
Referensi
Referensi juga menjadi hal penting dalam berkarya. Finneas menybeut beberapa nama yang menginspirasi Billie, antara lain Lapsley, Aurora dan Lana Del Rey.
Banyak pendengar yang memang membandingkan Billie dengan karya Lana yang sama-sama punya sisi gelap. Namun secara teknis dan karakter bisa terasa keduanya punya ciri masing-masing.
Proporsi
Faktor terakhir yang tak kalah penting adalah mengenai proporsi. Seringkali musisi berusaha terlalu keras untuk membuat karyanya menuju sempurna. Namun kadang kepuasan justru datang dari kesederhanaan berpikir.
Karenanya Finneas tak ragu menggunakan instrumen minimalis seperti grand piano dan vokal seperti di lagu When the Party's Over. Komposisi dan proporsi yang sinergi dengan lagu akan menghasilkan sudut pandang yang khas.
Advertisement