Fimela.com, Jakarta Aktor Herjunot Ali ternyata memiliki perhatian khusus terhadap kuliner-kuliner lokal tanah air. Disamping kesibukannya sebagai aktor, pria 34 tahun itu nyatanya juga memberikan perhatian khusus untuk membawa kuliner khas nusantara ke dunia internasional.
Sebagai langkah awal, Junot, sapaan akrabnya baru-baru ini bergabung dengan Codafood, start up yang didirikan untuk membantu pelaku bisnis kuliner yang ingin bisnisnya merambah ke dunia global.
Advertisement
BACA JUGA
Keputusan Junot untuk bergabung dengan Codafood sendiri lantaran dianggap memiliki kesamaan visi dengan Berbagi Kultur (BRBGKLTR), yang tak lain merupakan platform digital yang tengah ia kembangkan.
"Melalui Codafood, saya berharap ragam kuliner Indonesia dapat merambah pasar global dan tentunya menjadi penyumbang signifikan bagi jumlah franchise di luar Indonesia yang saat ini masih didominasi pemain asing," ungkap Herjunot Ali saat konferensi pers di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Bawa Soto Betawi ke Jepang
Sebagai pilot project, Codafood sudah memutuskan untuk membawa kuliner khas Jakarta, Soto Betawi Bang Rojak yang akan di rebranding menjadi Soto Betawi Miyamoto dan dibawa ke negeri Sakura, Jepang. Alasan Codafood membawa Soto ke Jepang tak lain lantaran di sana, khususnya Tokyo masih minim makanan halal.
"Tim kami sudah beberapa kali pergi ke Jepang, terutama Tokyo. Kita melihat bahwa makanan khas Indonesia di sana masih minim dan agak susah cari makanan Indonesia di Jepang. Warga Indonesia yang ke jepang susah cari makanan halal. Itu kesempatan kita untuk perkenalkan makanan Indonesia," kata Albert Christo, CEO Codafood dalam kesempatan yang sama.
Terbuka Untuk Umum
Dan sebagai platform yang memiliki niatan untuk memajukan kuliner nusantara ke kancah internasional, Codafood pun membuka kesempatan yang luas untuk para pebisnis kuliner yang ingin go internasional. Syaratnya pun terbilang cukup mudah.
"Makanannya harus yang enak. Membawa makanan Indonesia ke luar negeri itu tergantung tempatnya, nggak bisa asal bawa ke Tokyo. Misal nanti mau bawa Europe atau Middle East, kami harus adakan food testing lagi, apakah di lidah mereka cocok," pungkas Herjunot Ali.
Advertisement