Fimela.com, Jakarta Muncul sebagai salah satu hot prospect di skena independen, Tashoora (Danang Joedodarmo, Dita Permatas, Gusti Arirang) akhirnya merilis full album perdana. Bertajuk Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya album ini resmi dirilis pada 30 Oktober 2019.
Bermaterikan 9 lagu, album ini menyajikan 4 lagu baru dan menampilkan 5 kolaborator untuk menggarap ulang 5 lagu yang sebelumnya sudah dirilis di EP Live Ruang. Degup Detak Records (Yogyakarta), Juni Records (Jakarta), dan Nadarama Recording (Jakarta) masih dipilih sebagai label yang bekerjasama dengan Tashoora dalam perilisan album.
Konsisten dengan misinya, band Spotify Early Noise 2019 ini mengangkat isu sosial di lagu-lagunya. “Agni” misalnya, di mana Tashoora merekam kasus pelecehan seksual yang dialami seorang mahasiswi UGM yang dihadapkan pada proses panjang penyelesaian kasusnya sejak 2017 sampai awal 2019. "Seharusnya UGM bisa menjadi contoh untuk bersikap tegas dalam kasus pelecehan seksual di kampus,” ucap Gusti.
Advertisement
Advertisement
Lawan Diskriminasi dan Pelecehan
Bekerjasama dengan Antonius Dian, Tashoora menampilkan seorang penjahit yang ditunggangi oleh entitas berbalut cat merah sebagai artwork album Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya,
“Menjadi manifestasi atas perilaku manusia yang terjebak dalam ideologi yang tidak pernah benar-benar mereka pahami,” jelas Antonius Dian yang juga seorang fotografer.
Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya menjadi album studio pertama yang dirilis oleh Tashoora setelah sebelumnya merilis single “Hitam” dan “Surya” di tahun ini. "Album ini menjadi pengingat untuk mereka yang mengalami pelecehan seksual, persekusi dan segala macam bentuk diskriminasi, bahwa mereka tidak berjalan sendiri,” jelas Dita, "Juga untuk mereka yang seringkali mengesampingkan kemanusiaan sampai bertindak sebagai Tuhan," tutup Danang.
“Saya selalu percaya dengan Tashooora dan cara mereka memotret peristiwa lewat lagu. Pesannya selalu bold, dan tegas. Termasuk saya percaya dengan talenta mereka dan kota asal mereka Yogyakarta. Mereka salah satu produk terbaik Yogyakarta dekade ini, “Adryanto Pratono, selaku CEO Juni Records.