Fimela.com, Jakarta Sebuah sindrom yang belakangan sedang ramai dibicarakan adalah twin to twin transfusion syndrome alias TTTS. Kelainan yang terjadi pada kehamilan bayi kembar identik ini ramai setelah apa yang menimpa pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni.
Namun, ternyata kelainan serupa juga pernah dialami oleh Marissa Nasution. "Twin to Twin Transfusion Syndrome atau yang di sebut TTTS adalah sebuah penyakit plasenta yang bisa terjadi pada kehamilan kembar identik," tulis Marissa di laman Instagramnya, marissaln baru-baru ini.
"Sudah lama aku ingin share pengalaman aku dan setelah sering sekali di DM sama bumil yang dapat diagnose yang sama aku rasa sharing cerita aku dan informasi yang aku bisa berikan mungkin bermanfaat untuk bumil yang sedang hamil kembar," ucap Marissa.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Sekilas TTTS
Marissa Nasution menambahkan jika TTTS ini bisa menyerang pada usia kehamilan kapan saja. Bahkan sampaipada usia kehamilan ke delapan bulan, TTTS baru bisa didiagnosa. Dan sampai saat ini belum terjawab kenapa hal itu bisa terjadi.
"Bisa terjadi kapan saja, ketiga, kelima, bahkan bisa terjadi di bulan ke8. Kenapa itu terjadi, ga ada yang tahu juga," sambung mantan VJ MTV tersebut di kanal Youtube-nya baru-baru ini.
Pada kehamilan kembar identik yang terserang TTTS, maka satu janin akan menjadi donor bagi yang lain. "Jadi Twin A menjadi recipient dan Twin B menjadi donor. Jadi Twin B ini beri nutrisi dan semuanya ke kembarannya. Akhirnya Twin B kekurangan nutrisi, sementara Twin A kebanyakan," ucapnya.
Pada kasus ini, sebagaimana keterangan dokter dan juga informasi lainnya, disimpulkan bahwa angka kematian kedua janin sangat besar di dalam kandungan. "Mortality rate dalam kandungan adalah 90 persen," ucap Marisaa Nasution.
Kisah Awal
Marissa menagatakan bahwa semua perempuan saat hamil punya perjuangan yang berbeda dan tidak bisa disamakan satu sama lain. Menurutnya, cerita kehamilan kembarnya dengan bayi Allie dan Moana adalah cerita perjuangan mereka berdua.
"Waktu itu saya didiagnosa TTTS di bulan keempat. Waktu itu rutin cek up di Jakarta, semua baik saja. Karenanya waktu itu babymoon juga ke New Zealand. Balik perut saya kok besar sekali," ujar Marissa.
Marisaa pun selanjutnya memeriksakan kondisi kehamilannya yang dirasa cukup mencurigakan tersebut. "Cek up, dokter bilang Twin B tak sebesar Twin A, dua-duanya waktu itu masih hidup. cek kita lumayan panik, dokter bilang ada kemungkinan TTTS, itu pertama kali mendengar," imbuhnya.
Kala itu Marissa disarankan untuk mengambil tindakan yang tak bisa dilakukan di Indonesia. "Di Jakarta tak punya opsi untuk operasi, disarankan untuk ke Australia. Untungnya ada teman suami yang alami sama, saranin dokter di Singapura. Dicek, dokter langsung panggil beberapa dokter ahli," paparnya.
Advertisement
Pilih Opsi
Karena tak bisa mempertahankan keduanya, Marissa pun memilih untuk melakukan opsi yang diberikan dokter yaitu laser ablation untuk memutus keterkaitan keduanya. Di sini, masing-masing janin akan berjuang sendiri tanpa menjadi donor atau penerima.
"Kalau ga pilih opsi, 90 persen akan meninggal dua-duanya. Akhirnya pilih laser ablation. Koneksi dua kembar ini akan diputus, mereka akan berjuang sendiri," ucap Marissa.
Dua hari setelah dilakukan tindakan, dokter mencari detak jantung dua janin yang ada di kandungan Marissa. "Dokter bilang Twin B dah ga ada denyut jantung lagi. Otomatis kami syok juga. Tapi akhirnya kami fokus berjuang untuk Twin B. Cek dokter rutin, sampai akhirnya dokter bilang bahwa udah ga ada yang bisa dikhawatirkan lagi sampai akhirnya melahirkan," paparnya.
Tips Marissa Nasution
Sebagai ibu, Marissa juga merasa kehilangan atas meninggalnya satu janin yang dikandungnya. Ia sempat membayangkan bagaimana jika kedua bayi kembarnya bisa selamat dan besar bersama.
"Ngebayangin bagaimana kalau saudara kembarnya itu bisa hidup. Tapi aku pikir mendingan aku punya satu anak yang sehat dan selamat. Aku sangat ikhlas dan sangat bersyukur," katanya.
Marissa pun memberikan tips khusus terkait TTTS ini diantaranya kepada ibu hamil kembar harus tahu tipe identik atau flaternal. "Kenali TTTS, beda-beda pastinya, kalau aku tiba-tiba perutnya besar sangat cepat. Dan rutin cek kandungan karena TTTS bisa terjadi kapan saja, idealnya 2 minggu sekali. Dan segera lakukan tindakan ketika sudah didiagnosa TTTS," tandas Marissa Nasution.
Advertisement